PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Di penghujung Ramadan nan mulia, menjelang Idul Fitri, diperkirakan 20
juta masyarakat Indonesia akan melakukan perjalanan mudik, untuk dapat
merayakan lebaran bersama keluarga tercinta. Di antara para pemudik,
banyak pula yang sedang hamil. Sehingga, salah satu pertanyaan yang
sering timbul adalah bagaimana mudik dalam kondisi hamil?
Mudik akan menjadi salah satu perjalanan yang menyenangkan untuk dilakukan. Namun, dalam kondisi hamil, ada beberapa hal yang baik untuk diperhatikan. Berikut adalah beberapa tips yang mungkin bermanfaat bagi ibu hamil yang akan menjalani aktivitas mudik.
Yang paling utama perlu diperhatikan adalah kondisi kehamilan seorang ibu dalam kondisi yang baik, ibu dan janin telah dinyatakan fit oleh dokter untuk melakukan perjalanan, sesuai dengan moda transportasi yang akan gunakan.
Pertimbangkan kondisi kehamilan dengan jarak tempuh perjalanan mudik. Contohnya, seorang ibu hamil yang mengalami mual dan muntah hebat akan sulit menjalani perjalanan lama yang bahkan hanya selama 2 jam, apalagi lebih panjang lagi. Baik dengan perjalanan darat, udara maupun air, kondisi ini benar-benar perlu diperhitungkan.
Berbagai kondisi penyulit pada kehamilan membuat ibu hamil perlu membatasi aktivitasnya, melakukan lebih banyak istirahat misalnya mual-muntah, perdarahan, kontraksi, atau keadaan yang memungkinkan ibu hamil membutuhkan observasi atau pertolongan lebih lanjut sewaktu-waktu di rumah sakit. Pada keadaan di atas, perlu dipertimbangkan untuk tidak melakukan perjalanan.
Pilihlah moda transportasi yang aman, untuk menghindari risiko kecelakaan atau jatuh. Dalam hal ini, tidak dianjurkan menggunakan kendaraan roda dua, terutama apabila perjalanan mudik jaraknya jauh. Hati-hati apabila akan melakukan perjalanan jauh ketika kehamilan telah mencapai usia 38 minggu, karena proses persalinan dapat terjadi kapan pun.
Bagi yang akan melakukan perjalanan udara, pada usia kehamilan akhir trimester tiga (36-38 minggu), sebaiknya tidak melakukan perjalanan lebih dari 2 jam karena mungkin cukup melelahkan. Bila terpaksa, berkomunikasilah dengan petugas medis di bandara atau maskapai penerbangan agar Anda dapat memperoleh perhatian lebih.
Pada kehamilan trimester kedua dan ketiga hingga sekitar 32 minggu, ibu hamil relatif lebih tahan terhadap perjalanan udara yang agak panjang, hingga 5-6 jam, namun memasuki usia kehamilan 32 minggu lebih, ibu hamil sebaiknya mulai mewaspadai berbagai keluhan yang timbul dan pastikan lagi bahwa layak untuk melakukan perjalanan udara yang jauh.
Untuk penerbangan yang panjang, sempatkan berdiri dan mengubah posisi duduk, atau stretching secara berkala selama perjalanan. Begitu juga untuk perjalanan laut, perhatikan usia kehamilan dan lamanya perjalanan.
Bila ibu hamil melakukan perjalanan darat yang panjang, sempatkanlah berhenti setiap 2-3 jam untuk melenturkan otot-otot tubuh dan meredakan pegal-pegal yang timbul akibat duduk atau posisi statis yang terlalu lama.
Siapkanlah bekal makanan dan minuman secukupnya untuk mengatasi lapar dan haus yang timbul selama perjalanan, serta hindari makanan berpengawet dan junkfood.
Pilihlah waktu dan rute terbaik untuk pergi ke kampung halaman, untuk menghindari kemacetan arus mudik
Ada baiknya, mencari informasi serta melakukan identifikasi layanan-layanan kesehatan yang berada di sepanjang jalur mudik, bila diperlukan dalam kondisi gawat darurat dalam perjalanan.
Siapkan obat-obatan untuk mengatasi masalah kesehatan yang bersifat emergensi, dan konsultasikanlah dengan dokter anda obat apa saja yang perlu dipersiapkan.
Tetaplah dalam kondisi sehat, semoga perjalanan mudik bagi ibu hamil dapat berjalan lancar, sehingga dapat merayakan Idul Fitri bersama keluarga tercinta di kampung halaman.
sumber : health.detik.com
Tidak ada komentar :
Posting Komentar