PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Harga minyak mengalami penurunan terbesar dalam 5 bulan terakhir, turunnya hingga 7,7% pada perdagangan semalam. Ini akibat krisis utang di Yunani dan juga kebijakan pasar saham yang diterapkan pemerintah China.
Selain itu, turunnya harga minyak juga didorong oleh rencana pertemuan Iran dan para produsen energi dunia untuk membahas soal nuklir. Bila kebijakan nuklir ini terlaksana, maka suplai minyak bakal makin banyak. Karena nuklir ini menggantikan kebutuhan minyak.
"Dengan banyaknya elemen yang membuat harga minyak turun, satu-satunya pendorong adalah kenaikan peermintaan bensin saat ini yang sifatnya musiman, kata Analis, John Kilduff, dilansir dari Reuters, Selasa (7/7/2015).
Harga minyak produksi AS turun US$ 4,4 (7,7%) ke level US$ 52,53 per barel. Bila terus turun, harga minyak ini bisa menuju level terendahnya di US$ 42,03 per barel.
Sementara minyak jenis Brent turun 6,3% atau US$ 3,78 per barel menjadi US$ 56,54 per barel.
Sumber: detik.com
Tidak ada komentar :
Posting Komentar