PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Harga minyak berada di wilayah bearish pada sesi akhir hari Jumat,
menetap dengan kerugian mingguan lebih dari 5% karena ancaman
kekenyangan pasokan minyak mentah, kenaikan rig pengeboran minyak dalam
negeri dan kekhawatiran atas penurunan permintaan Tiongkok.
Harga minyak tersu tersungkur sekitar 22% sejak titik tertingginya
pada level $ 61 per barel bulan Juni lalu karena terus menerus dihantui
keberlimpahan pasokan minyak mentah global.
Pasar bearish dipicu “oleh realisasi umum yang berkembang bahwa pasar
minyak sudah berada pada titik kelebihan pasokan dan sebagian lagi
dipicu oleh kenaikan tajam dalam pasokan Arab Saudi setiap bulan,” kata
Matt Parry, analis minyak senior di Badan Energi Internasional di Paris ,
dalam sebuah email.
West Texas Intermediate untuk pengiriman September turun 31 sen atau
0,6% untuk selanjutnya menetap di level $ 48,14 per barel di New York Mercantile
Exchange. Berdasarkan kontrak teraktif, harga kehilangan 5,4% untuk
minggu lalu, turun empat minggu berturut-turut. Kontrak September itu
sendiri turun sekitar 6% dari penutupan Jumat terakhir.
Crude Brent, patokan minyak global lainya, turun 65 sen atau 1,2% ke level $ 54,62 per barel di ICE Futures Exchange London, dengan harga turun 4,3% untuk minggu lalu.
“Minyak mentah sedang berjuang untuk keuntungan terbalik dan
mengalami minggu yang berat karena data persediaan yang dirilis minggu
ini mengingatkan kita sekali lagi tentang kekenyangan minyak yang super
ekstra di pasar,” kata Naeem Aslam, kepala analis pasar di AvaTrade
Sumber : financeroll.co.id
Tidak ada komentar :
Posting Komentar