PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Data terbaru ekonomi AS menunjukkan kondisi yang membaik. Hal ini
memperbesar peluang Bank Sentral AS untuk menaikkan suku bunga ditahun
ini. Tentu saja prospek yang demikian ini akan meluruhkan emas sebagai
pilhan investasi bagi kalangan investor. Meski demikian, sebagian pelaku
pasar masih optimis bahwa harga emas masih berpeluang naik, terkait
kondisi geopolitik dan ketidak menentuan kondisi saat ini.
Pada minggu lalu, sebagian besar investor mencairkan investasi mereka
dalam bentuk ETF Emas. Setidaknya menurut Bloomberg adalah sebesar $793
juta, angka terbesar sejak November. Atas aksi ini, ETF Emas mengalami
penurunan 3,9 metric ton, terbanyak sejak 22 April. Keyakinan pasar
terkini yang paling besar adalah the Federal Reserve mungkin menaikkan
suku bunga pada bulan Desember.
Komoditi emas memang cukup menjanjikan ditahun ini. Bagaimana tidak,
hingga pertengahan tahun harganya telah mengalami kenaikan sebesar 25%,
kinerja per semester terbaik dalam empat puluh tahun terakhir ini. Emas
menjadi tujuan investasi terbaik, ditengah dugaan The FED tidak akan
menaikkan suku bunga dalam masa dekat ini. Meski demikian, investor juga
tidak bisa mengabaikan arahan yang diterbitkan oleh Citigroup Inc.
bahwa perekonomian AS terus menunjukkan kondisi yang membaik.
Bagi sebagian kalangan, harga emas optimis bisa naik melihat kondisi
geopolitik. Kudeta gagal di Turki pada akhir pekan kemarin memang tidak
banyak memberikan dampak bagi pasar uang dan emas. Namun pendapat
terkini melihat bahwa ketidak jelasan sikap dan kebijakan Presiden Turki
Recep Tayyip Erdogan terkait penempatan pangkalan NATO disana, akan
menjadi pertimbangan Uni Eropa dalam hal keanggotaan Turki. Tentu saja
kondisi yang memanas ini akan menjadi sentimen positif bagi emas untuk
bisa naik kembali.
sumber : financeroll.co.id
Tidak ada komentar :
Posting Komentar