Rifan Financindo Berjangka - Nilai
tukar rupiah terhadap dollar AS pada awal perdagangan Rabu (14/1/2015)
berhasil menepis sentimen negatif dengan menguat ke kisaran 12.500.
Padahal, rupiah diproyeksikan kembali berpeluang melemah seiring dengan
menguatnya indeks dollar AS di pasar global.
Di pasar spot, data Bloomberg pukul 08.46 WIB, menunjukkan mata uang Garuda menguat ke posisi Rp 12.578 per dollar AS, naik 0,18 persen dibanding penutupan kemarin pada 12.601.
Indeks dollar AS naik cukup tajam hingga dini hari tadi setelah beberapa indikator ketenagakerjaan AS diumumkan membaik dari periode sebelumnya. Di saat yang bersamaan, minyak Brent turun 1,7 persen sementara imbal hasil US Treasury 10 tahun turun hingga 1,9 persen. Sore ini ditunggu industrial production Zona Euro yang diperkirakan memburuk. Sementara itu, retail sales AS yang diumumkan malam nanti juga diperkirakan memburuk.
Walaupun mayoritas mata uang di Asia melemah tajam terhadap dollar AS, rupiah hanya melemah tipis hingga penutupan Selasa (13/1/2015) sore - bahkan sempat menguat tak lama setelah pembukaan.
Harga minyak yang terus turun semakin menekan ekspektasi inflasi ke depan terlihat dari imbal hasil SUN yang terus turun walaupun tidak dapat dipungkiri penurunan yield obligasi di pasar keuangan dunia juga turut memiliki andil besar.
"Hari ini rupiah masih akan ditekan oleh sentimen penguatan dollar AS di pasar global walupun pelemahannya diperkirakan masih akan lebih lunak relatif terhadap mata uang lain di Asia," demikian Riset Samuel Sekuritas Indonesia, pagi ini.
Sumber Kompas
Tidak ada komentar :
Posting Komentar