Rifan Financindo Berjangka– Pola Evening star menjauhi area upper bollinger band (UBB). Moving Average Convergence-Divergence (MACD) mulai terbatas kenaikannya dengan histogram positif yang memendek.
Sedangkan Relative Strength Index (RSI),
Stochastic, dan William’s %R mulai bergerak turun. Laju IHSG gagal
mendekati area target resisten (5.250-5.258) dan berada di bawah target
support (5.215-5.235). Tampaknya masih adanya penilaian posisi IHSG yang
dinilai tinggi membuat aksi profit taking dapat berlanjut
sehingga dapat mempengaruhi laju IHSG yang mulai kurang dapat
mempertahankan tren kenaikannya. IHSG berpeluang melanjutkan
pelemahan sementara setelah dipacu di zona hijau dalam beberapa hari
terakhir.
Sementara untuk sejumlah saham yang layak
dipertimbangkan, antara lain: Saham PT Astra Agro Lestari (AALI) dalam
kisaran support-resisten Rp 24.325-24.800. Hanging man dekati UBB. MFI
masih naik namun, mass index mulai turun. Trading sell jika Rp 24.575
gagal bertahan. Saham PT Arwana Citramulia (ARNA) dalam kisaran
support-resisten Rp 845-975. Bullish harami cross dekati UBB. RoC
bertahan naik diimbangi peningkatan momentum. Trading buy selama berada
di atas Rp 910. Saham PT Modern Internasional (MDRN) dalam kisaran
support-resisten Rp 640-720. Hammer dekati UBB. Mass index bergerak naik
diikuti peningkatan MFI. Trading buy selama berada di atas Rp 660.
Kemudian saham PT Unilever Indonesia
(UNVR) dalam kisaran support-resisten Rp 32.200-32.650. Bearish harami
cross gagal dekati UBB. Target Rp 32.475 mulai ragu bertahan diikuti
penurunan Relative Strength Index (RSI). Trading sell jika Rp 32.425
gagal bertahan. Saham PT Bumi Serpong Damai (BSDE) dalam kisaran
support-resisten Rp 1.855-1.955. Shooting star di area UBB. Target Rp
1.900 dapat terlampaui seiring meningkatnya volume beli diiringi
peningkatan stochastic. Trading sell jika Rp 1.915 gagal bertahan.
Saham PT Sawit Sumbermas Sarana (SSMS) dalam kisaran support-resisten Rp
1.675-1.755. Shooting star terjadi 4x berturut yang diikuti
terlampauinya target resisten Rp 1.715 dan kenaikan parabolic SAR dan
momentum. Trading buy selama berada di atas Rp 1.700.
Pada perdagangan Senin (5/1), Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 22,774 poin (0,43%) ke
posisi 5.219,995. Sepanjang perdagangan, indeks mencapai level
tertingginya 5.233,66 atau turun 9,109 poin dan mencapai level
terlemahnya 5.206,285 atau melemah 36,484 poin.
Laju IHSG seperti yang kami ulas sebelumnya di mana mulai terlihat
adanya pelemahan. Kami sampaikan sebelumnya bahwa IHSG sebenarnya masih
memliki potensi untuk melanjutkan kenaikan namun, mulai terbatas
kenaikan tersebut. Selain masih sepinya aktivitas transaksi, mulai
adanya aksi-aksi profit taking menahan potensi kenaikan lebih lanjut.
Jika IHSG tidak mampu bertahan di atas 5.235 maka kemungkinan IHSG akan
rehat sementara setelah dipacu di zona hijau dalam beberapa hari
terakhir. Pada kenyataannya, laju IHSG tidak mampu mempertahankan target
level tersebut dan berbalik melemah.
Mayoritas indeks sektoral mengalami pelemahan. Hanya indeks konsumer
yang menguat dan itu pun karena dukungan signifikan dari GGRM dan MYOR.
Tidak banyaknya laju bursa saham Asia yang di zona hijau dan kembali
melemahnya laju rupiah serta kembalinya nett sell asing membuat laju
IHSG terpuruk. Adapun transaksi asing tercatat nett sell (dari net sell
Rp 4,17 miliar menjadi net sell Rp 144,23 miliar).
Pergerakan rupiah makin menunjukan
pelemahannya di awal pekan ini. Apalagi setelah laju Euro melemah
setelah terdapat sentiment dari rencana European Central Bank (ECB) yang
akan mempertimbangkan untuk segera merealisasikan program pembelian
obligasi dari beberapa Negara di Euro Zone dan kekhawatiran akan kembali
terjadinya krisis Yunani, terutama beredarnya spekulasi akan keluarnya
Yunani dari Zona Euro.
Berlanjutnya pelemahan pada laju harga minyak mentah membuat pelaku
pasar lebih memilih ke aset save heaven, dolar AS dan Yen. Laju rupiah
berada di bawah target level support 12.482. Masih adanya sentiment
negative membuat laju rupiah berpeluang kembali melanjutkan pelemahan.
Waspadai berlanjutnya pelemahan nilai tukar rupiah. Rupiah berpeluang
bergerak dalam kisaran 12.470-12.482 berdasarkan kurs tengah BI.
Sumber : Financeroll
Tidak ada komentar :
Posting Komentar