Rifan Financindo Berjangka -Pemimpin dua negara dengan cadangan minyak
terbesar di dunia menggelar pertemuan di Riyadh, Arab Saudi. Mereka
membicarakan harga minyak yang saat ini masih dalam tren melemah.
Presiden Venezuela Nicolás Maduro mendatangani Keluarga Kerajaan Arab Saudi, Pangeran Salman bin Abdulaziz Al Saud, sehari setelah bertemu pemimpin Iran membahas hal yang sama.
Kantor Berita Arab Saudi melaporkan para petinggi negara itu juga membicarakan kemungkinan untuk bekerja sama antar kedua negara, seperti dikutip dari Reuters, Senin (12/1/2015).
Detil hasil pertemuan tidak dibeberkan. Namun, diketahui Menteri Perminyakan Arab Saudi Ali Naimi dan Menteri Perminyakan Venezuela Asdrubal Chavez ikut hadir dalam pertemuan tersebut.
Seperti diketahui, harga minyak sudah anjlok hingga 55% dalam setengah tahun terakhir. Bahkan, hari ini harga minyak jenis Brent jatuh hingga di bawah US$ 50 per barel.
Harga minyak yang anjlok ini membuat negara-negara produsen minyak, seperti Venezuela dan Iran, kalang kabut. Pasalnya, harga jual yang rendah membuat biaya produksi minyak tekor.
Arab Saudi yang punya cadangan fiskal kuat tidak terlalu terpengaruh jatuhnya harga minyak. Tapi negara seperti Venezuela paling parah terkena imbasnya.
Analis memperkirakan, Venezuela baru bisa memenuhi kebutuhan anggaran negaranya jika harga minyak berada di level US$ 110 per barel. Pelemahan harga minyak bisa diredam dengan mengurangi produksi.
Sayangnya, Arab Saudi sampai saat ini masih menolak untuk mengurangi produksi meski negara anggota OPEC lainnya sudah bersedia. Naimi pernah mengatakan, jika produksi minyak Arab Saudi dikurangi maka akan menggerus pangsa pasarnya di dunia.
Riset terakhir yang dirilis Bank of America Merrill Lynch Global Research melaporkan cadangan minyak dunia masih jauh berada di atas permintaan global. Sehingga harga minyak diperkirakan masih akan turun di triwulan I-2015.
Sumber : Detik
Tidak ada komentar :
Posting Komentar