Financeroll– Laju nilai
tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta Senin pagi hingga
siang bergerak menguat sebesar lima poin menjadi Rp 11.955 dibandingkan
posisi sebelumnya Rp 11.960 per dolar AS.
Pergerakan mata uang rupiah kembali
berada di area positif. Sebagian pelaku pasar mencoba memanfaatkan tren
melemahnya dolar AS setelah pertemuan The Fed belum akan menaikkan suku
bunganya. Belum dinaikkannya suku bunga AS, mendorong pelaku pasar
kembali mentransaksikan mata uang negara-negara berkembang, termasuk
rupiah meski masih terbatas.
Diharapkan nilai tukar rupiah kembali berada di area tren positif
dengan memanfaatkan sentimen dari pelemahan dolar AS. Sentimen dari
Tiongkok terkait dengan suntikan likuiditas sebesar 81 miliar dolar AS
untuk mendorong pertumbuhan ekonominya masih berdampak positif bagi
pasar negara berkembang Di sisi lain, ia menambahkan bahwa fundamental
ekonomi Indonesia yang juga masih cukup kuat akan mampu menopang mata
uang rupiah terhadap dolar AS ke depannya sehingga fluktuasinya stabil.
Terlebih jika susunan menteri di dalam kabinet pemerintah baru nanti
dinilai sesuai dengan ekspektasi pasar. Itu bisa mendorong kepercayaan
investor terhadap ekonomi Indonesia. Meski demikian, nilai tukar
rupiah masih berpeluang terkoreksi menyusul munculnya survei bahwa
anggota The Fed menginginkan kenaikan suku bunga AS (Fed rate) lebih
cepat dan lebih tinggi daripada estimasi pasar. Kenaikan Fed rate hanya
masalah waktu saja.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar