KUALA LUMPUR, KOMPAS.com
- Malaysia Airlines baru-baru ini memangkas ribuan karyawannya sebagai
bagian dari reatrukturisasi maskapai tersebut. Namun, upaya itu tidak
berhenti. Sebab, pemegang saham mayoritas Malaysia Airlines, Khazanah
Nasional, masih akan melakukan serangkaian upaya penyelamatan.
Khazanah menyatakan, kesuksesan rencana restrukturisasi juga bergantung pada faktor-faktor lain, termasuk mengurangi penerbangan dan rute Malaysia Airlines serta memperbaiki sistem tarif penumpang.
Seperti dikutip dari Reuters, Selasa (9/9/2014), sumber menyatakan kemungkinan Malaysia Airlines akan mengganti pesawat-pesawat Boeing 777-nya yang sudah berumur dan menenggak banyak bahan bakar dengan Airbus A330 dan A350 untuk menjaga layanan angkutan menengah, khususnya di Asia.
Malaysia Airlines
juga kemungkinan dapat menjual 6 unit Airbus A380 yang dimilikinya untuk
meredakan kerugian akibat pengoperasian jumbo jet tersebut. Maskapai
itu menggunakan Airbus A380 untuk melayani penerbangan ke London, Paris,
dan Sydney. Khazanah menyatakan, kesuksesan rencana restrukturisasi juga bergantung pada faktor-faktor lain, termasuk mengurangi penerbangan dan rute Malaysia Airlines serta memperbaiki sistem tarif penumpang.
Seperti dikutip dari Reuters, Selasa (9/9/2014), sumber menyatakan kemungkinan Malaysia Airlines akan mengganti pesawat-pesawat Boeing 777-nya yang sudah berumur dan menenggak banyak bahan bakar dengan Airbus A330 dan A350 untuk menjaga layanan angkutan menengah, khususnya di Asia.
"Jika mereka tetap menyimpan 6 A380 itu, saya yakin mereka tidak akan pernah mendapatkan uang. Menurut saya, itulah hambatan terbesar mereka untuk membiat tingkat keuntungan yang positif," kata analis biro konsultan penerbangan Endau Analytics Shukor Yusuf.
Malaysia Airlines juga diharapkan dapat meningkatkan utilitas pesawat dan produktivitas karyawan guna meningkatkan pendapatan sekaligus mengontrol biaya. Cara lain untuk menggenjot pendapatan adalah dengan berhenti membanting tarif di pasaran. Sebab, Malaysia Airlines mengadopsi strategi memasang tarif di bawah kompetitornya untuk meningkatkan junlah penumpang.
Malaysia Airlines telah mengalami krisis keuntungan sejak tahun 2010. Kerugian maskapai tersebut diperparah dengan hilangnya MH370 dan jatuhnya MH17. Sehingga, Khazanah harus melakukan upaya perbaikan dengan menggunakan dana sebesar 1,9 miliar dollar AS.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar