JAKARTA, KOMPAS.com -
Tekanan pelemahan membayangi nilai tukar rupiah, Rabu (10/9/2014).
Dalam jangka pendek mata uang garuda diperkirakan ada di level Rp
11.750-11.800 per dollar AS.
Data pasar tenaga kerja AS yang menggambarkan jumlah lowongan dibuka diumumkan turun tipis. Hal itu diikuti oleh turunnya dollar index walaupun hanya tipis.
Menurut riset Samuel Sekuritas Indonesia secara umum optimisme terhadap ekonomi AS masih terasa terlihat dari imbal hasil US Treasury 10 tahun yang naik hingga 2,5 persen. Malam ini ditunggu data Wholesale AS yang diperkirakan membaik.
Data pasar tenaga kerja AS yang menggambarkan jumlah lowongan dibuka diumumkan turun tipis. Hal itu diikuti oleh turunnya dollar index walaupun hanya tipis.
Menurut riset Samuel Sekuritas Indonesia secara umum optimisme terhadap ekonomi AS masih terasa terlihat dari imbal hasil US Treasury 10 tahun yang naik hingga 2,5 persen. Malam ini ditunggu data Wholesale AS yang diperkirakan membaik.
Rupiah melemah hingga Rp 11.771 per dollar AS sore kemarin bersama-sama dengan mata uang Asia lainnya. Dollar index yang menguat tajam pada dini hari sebelumnya memicu penguatan dollar AS di seantero pasar Asia kemarin. Imbal hasil SUN 10 tahun juga naik hingga 8,08 persen setelah beberapa hari sebelumnya sempat menyentuh 7,8 persen.
Tekanan pelemahan terhadap rupiah berpeluang berkurang hari ini. Harga minyak Brent yang turun hingga 99 akibat penguatan tajam dollar bisa mengurangi tekanan fiskal yang bersumber dari subsidi BBM.
"Dalam jangka pendek rupiah masih akan bergerak di kisaran 11.750-11.800 per dollar AS," tulis tim riset Samuel Sekuritas Indonesia.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar