JAKARTA, KOMPAS.com
- Nilai tukar rupiah diproyeksikan akan merespon besaran suku bunga
acuan atau BI Rate yang akan diumumkan Kamis (11/9/2014) siang ini.
Pelemahan dollar AS diharapkan dapat mengangkat posisi rupiah.
Dollar index kembali turun walaupun hanya tipis setelah data wholesale serta mortgage application di AS memburuk dini hari tadi. Imbal hasil US Treasury 10 tahun kembali naik ke 2,53 persen di saat lelang sebesar 61 miliar dollr AS oleh pemerintah AS.
Menurut riset Samuel Sekuritas, suasana menjelang
FOMC meeting pekan depan juga menjadi sentimen bagi dollar AS. Inflasi
China pagi ini diperkirakan turun tipis ke 2,2 persen secara tahunan. Dollar index kembali turun walaupun hanya tipis setelah data wholesale serta mortgage application di AS memburuk dini hari tadi. Imbal hasil US Treasury 10 tahun kembali naik ke 2,53 persen di saat lelang sebesar 61 miliar dollr AS oleh pemerintah AS.
Rupiah sendiri masih melemah hingga penutupan kemarin sore bersama-sama dengan mata uang Asia lainnya. Di saat yang sama pasar saham serta obligasi di Asia turun tajam kemarin.
"Rupiah berpeluang menguat seiring dengan turunnya dollar index. BI rate diperkirakan tetap di 7,5 persen dengan BI yang masih waspada terhadap defisit ganda," tulisnya.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar