YOGYAKARTA, KOMPAS.com -
Tim Nasional Indonesia U-19 kembali mematangkan sisi pertahanan dalam
sesi latihan, Kamis (4/9/2014). Pemain belakang diminta tidak melakukan
pelanggaran yang bisa merugikan tim.
Hal itu tampak saat pelatih Indra Sjafri menginstruksikan pemain belakangnya untuk tidak melakukan pelanggaran. Eko Purjianto yang mengamati permainan tim dari samping gawang pun beberapa kali berteriak kepada para bek untuk bermain sabar. Ia juga meminta kepada kiper untuk berkomunikasi dengan rekannya untuk tampil tenang saat menerima tekanan.
"Tidak boleh melakukan pelanggaran. Soalnya, set piece membahayakan kami. Contoh saat melawan Korea Selatan. Kami kebobolan dari set piece," kata Indra.
Hal itu tampak saat pelatih Indra Sjafri menginstruksikan pemain belakangnya untuk tidak melakukan pelanggaran. Eko Purjianto yang mengamati permainan tim dari samping gawang pun beberapa kali berteriak kepada para bek untuk bermain sabar. Ia juga meminta kepada kiper untuk berkomunikasi dengan rekannya untuk tampil tenang saat menerima tekanan.
"Tidak boleh melakukan pelanggaran. Soalnya, set piece membahayakan kami. Contoh saat melawan Korea Selatan. Kami kebobolan dari set piece," kata Indra.
"Makanya tidak boleh pelanggaran. Harus sabar. Tidak ada istilah bola boleh lewat tapi bola jangan. Itu ngawur," lanjutnya.
Latihan hari tersebut adalah simulasi bagaimana Evan Dimas dan kawan-kawan meredam serangan lawan yang akan dihadapi pada Piala Asia U-19. Garuda Jaya akan melawan Uzbekistan, Australia, dan Uni Emirat Arab.
"Kami sudah mengetahui lawan kami tinggi dari video yang kami miliki. Saat Australia melawan Cile, mereka selalu bermain dengan bola-bola crossing. Saya melatih tim untuk membuat lawan tak bisa crossing atau antisipasi saat crossing terjadi," tutur Indra.
Indra pun menjelaskan sistem bertahan yang baik. Pelatih asal Sumatera Barat tersebut berpendapat, lawan tidak boleh nyaman saat menguasai bola.
"Saya sudah sampaikan ke pemain bahwa kalau bertahan harus sabar dan konsentrasi. Kedua, selalu ada pemain yang delay dan cover. Rekan lawan yang akan dikasih bola harus dijaga. Jadi, kami tak ingin ada lawan yang bisa crossing. Pemain lawan harus selalu diganggu," bebernya.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar