Financeroll – Laju
nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin
(6/9) pagi hingga siang bergerak melemah sebesar lima poin menjadi Rp
12.165 dibandingkan posisi sebelumnya di Rp 12.160 per dolar AS.
Dolar AS kembali mengalami penguatan
terhadap mata uang rupiah, positifnya data pekerja AS meningkatkan
spekulasi bahwa bank sentral AS (the Fed) akan menaikkan suku bunga
lebih cepat. Kondisi itu membuat mayoritas mata uang negara-negara
berkembang termasuk rupiah masih terbebani.
Selain itu, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan data non-farm
payrolls (NFP) bulan September lebih tinggi dari estimasi ekonom.
Sementara tingkat pengangguran bulan September turun menjadi 5,9 persen
dari bulan sebelumnya 6,1 persen.
Sentimen global terkait potensi kenaikan suku bunga di AS serta
kondisi politik di dalam negeri masih membayangi mata uang rupiah untuk
bergerak menguat. Faktor internal dan luar negeri sentimennya belum ada
yang cukp mendukung rupiah. Kinerja neraca perdagangan Indonesia yang
mengalami defisit sebesar 318,1 juta dolar AS pada bulan Agustus masih
menjadi salah satu faktornya.
Meski demikian, Bank Indonesia (BI) diperkirakan tetap menjaga
pergerakan mata uang rupiah agar tetap stabil dan mengamati perkembangan
pasar keuangan domestik agar tersedianya likuditas
Tidak ada komentar :
Posting Komentar