Rifan Financindo Berjangka -Pemerintah berencana untuk menghapus subsidi
Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis RON 88 atau Premium. Selain itu,
pemerintah akan memberikan subsidi tetap (fixed subsidy) per liter untuk BBM diesel atau Solar, kemungkinan Rp 1.000/liter.
Djoko Siswanto, Anggota Tim Reformasi Tata Kelola Migas, menilai langkah ini bisa mengurangi subsidi BBM sangat signifikan. Dia memperkirakan subsidi BBM hanya akan tersisa Rp 25 triliun, jauh dibandingkan saat ini yang lebih dari Rp 200 triliun.
"Dengan hanya memberikan subsidi Solar Rp 1.000/liter dan minyak tanah, maka diperkirakan subsidi BBM tahun depan hanya tersisa Rp 25 triliun," ujar Djoko kepada detikFinance, Selasa (30/12/2014).
Sebagai informasi, anggaran subsidi BBM dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2015 dialokasikan Rp 276 triliun. Djoko pun memaparkan perhitungannya.
"Rp 25 triliun itu dihitung dari subsidi 16 juta kiloliter Solar x Rp 1.000/liter = Rp 16 triliun. Ditambah dengan subsidi minyak tanah 900.000 kiloliter x subsidi Rp 10.000/liter = Rp 9 triliun. Jadi kira-kira Rp 25 triliun," jelasnya.
Sebelumnya, Menko Perekonomian Sofyan Djalil menyebutkan subsidi BBM tahun depan tidak akan sebanyak yang dianggarkan dalam APBN 2015.
"Alokasi 2015 itu subsidi BBM sekitar Rp 270-an triliun. Kita tidak akan gunakan sebanyak itu," ungkap Sofyan.
Menurut Sofyan, pemerintah akan merilis kebijakan baru yang bisa membuat subsidi BBM lebih terukur. Salah satunya adalah dengan menerapkan subsidi tetap per liter.
"APBN tetap memberikan subsidi, selama kita masih alokasikan subsidi ya nggak ada masalah kan? Dengan kebijakan seperti ini nanti subsidi yang dikeluarkan lebih terukur," kata Sofyan.
Djoko Siswanto, Anggota Tim Reformasi Tata Kelola Migas, menilai langkah ini bisa mengurangi subsidi BBM sangat signifikan. Dia memperkirakan subsidi BBM hanya akan tersisa Rp 25 triliun, jauh dibandingkan saat ini yang lebih dari Rp 200 triliun.
"Dengan hanya memberikan subsidi Solar Rp 1.000/liter dan minyak tanah, maka diperkirakan subsidi BBM tahun depan hanya tersisa Rp 25 triliun," ujar Djoko kepada detikFinance, Selasa (30/12/2014).
Sebagai informasi, anggaran subsidi BBM dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2015 dialokasikan Rp 276 triliun. Djoko pun memaparkan perhitungannya.
"Rp 25 triliun itu dihitung dari subsidi 16 juta kiloliter Solar x Rp 1.000/liter = Rp 16 triliun. Ditambah dengan subsidi minyak tanah 900.000 kiloliter x subsidi Rp 10.000/liter = Rp 9 triliun. Jadi kira-kira Rp 25 triliun," jelasnya.
Sebelumnya, Menko Perekonomian Sofyan Djalil menyebutkan subsidi BBM tahun depan tidak akan sebanyak yang dianggarkan dalam APBN 2015.
"Alokasi 2015 itu subsidi BBM sekitar Rp 270-an triliun. Kita tidak akan gunakan sebanyak itu," ungkap Sofyan.
Menurut Sofyan, pemerintah akan merilis kebijakan baru yang bisa membuat subsidi BBM lebih terukur. Salah satunya adalah dengan menerapkan subsidi tetap per liter.
"APBN tetap memberikan subsidi, selama kita masih alokasikan subsidi ya nggak ada masalah kan? Dengan kebijakan seperti ini nanti subsidi yang dikeluarkan lebih terukur," kata Sofyan.
Sumber : Detik
Tidak ada komentar :
Posting Komentar