Rifan Financindo Berjangka - Nilai
tukar rupiah kembali diuji kekuatannya. Pada perdagangan Selasa
(2/12/2014) ini mata uang garuda mencoba menguat di tengah tekanan yang
menghampiri indeks dollar AS.
Angka manufaktur China dan Zona Euro turun kemarin. Dollar AS yang sempat menguat kemarin, hingga dini hari tertekan setelah angka ISM manufacturing AS juga ikut turun. Malam nanti ditunggu data construction spending AS yang diperkirakan membaik. Harga minyak brent sempat turun di bawah 70 dollar AS per barrel.
Dari domestik, inflasi diumumkan naik ke 6,23 persen secara tahunan, sementara neraca perdagangan yang tadinya defisit menjadi surplus tipis. Inflasi yang tinggi memang sudah diharapkan setelah pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi tengah bulan lalu.
Menurut riset Samuel Sekuritas Indonesia, terhadap data tersebut, tidak ada reaksi berarti pada rupiah yang memang sudah melemah tajam terhadap dollar AS semenjak pembukaan bersama hampir seluruh mata uang di Asia. Namun hari ini rupiah berpeluang menguat dengan dollar AS yang melemah.
Sumber : Kompas
Tidak ada komentar :
Posting Komentar