Rifan Financindo Berjangka - Nilai
tukar rupiah kembali diuji kekuatannya pada perdagangan Selasa
(9/12/2014). Penurunan indeks dollar AS berpeluang menahan mata uang
garuda dari pelemahan lebih lanjut.
Dari pasar global, harga minyak Brent turun lagi hingga 66 dollar AS per barrel di hari yang sama saat Arab Saudi menyatakan harga minyak akan mulai stabil di kisaran 60 dollar AS per barrel. Sementara itu, euro berhasil naik tipis setelah jumlah pembelian aset oleh Bank Sentral Eropa (ECB) turun dibandingkan pekan sebelumnya.
Dengan kondisi itu indeks dollar AS terkoreksi tipis hingga dini hari tadi. Malam nanti ditunggu data Wholesale Inventories AS.
Dari dalam negeri, nilai tukar rupiah melemah tajam hingga kemarin sore bersama mata uang lainnya di Asia. Penguatan indeks dollar AS berhasil mendorong pelemahan rupiah ke level terlemah semenjak 2008.
Bank Indonesia menyatakan terus melakukan intervensi di pasar valas dan menurut riset Samuel Sekuritas Indonesia, hal itu terlihat intensitasnya semakin besar dari periode normal.
Pemangkasan proyeksi pertumbuhan oleh Bank Dunia diperkirakan menambah sentimen negatif untuk rupiah. Namun, hari ini dengan turunnya indeks dollar AS, pelemahan lebih lanjut rupiah berpeluang tertahan.
Pada awal perdagangan di pasar spot pagi ini, rupiah berhasil menguat menjauhi level 12.400. Seperdi dikutip dari Bloomberg, mata uang Garuda ini hingga pukul 08.22 WIB, berada pada Rp 12.354 per dollar AS, atau menguat 0,28 persen dibanding penutupan kemarin pada 12.390.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar