Kamis, 11 Desember 2014
Pesanan Mesin Jepang Bulan Oktober Turun 6.4%
Rifan Financindo Berjangka. Pesanan mesin Jepang bulan Oktober turun untuk pertama kalinya dalam 5 bulan terakhir, menurut rilis data pemerintah pada Kamis ini, mengindikasikan bahwa belanja modal akan menurun akibat Jepang berjuang untuk memulihkan ekonomi dari kenaikan pajak penjualan pada April lalu yang menyebabkan perekonomian masuk kedalam resesi.
Pesanan mesin turun 6.4% dari September, penurunan yang melampaui dari perkiraan sebelumnya. Survei para ekonom oleh The Wall Street Journal dan Nikkei telah memperkirakan bahwa pesanan mesin turun 2.1%.
Angka pesanan mesin dipandang secara luas sebagai indikator pemicu belanja modal, tetapi juga dikenal sebagai volatilitas, membatasi konklusi yang dapat disimpulkan dari datas sebulan terakhir. Pemerintah mempertahankan penilainnya mengenai indikator yang tidak berubah, menyatakan pesanan mesin menujukkan tanda-tanda pemulihan ekonomi yang terjadi secara berangsur-angsur.
Pesanan mesin telah naik mengikuti 20% penurunan pada Mei lalu setelah kenaikan pajak penjualan April lalu, sebauah tanda-tanda bahwa investasi bisnis telah pulih. Pesanan mesin bulan September naik 2.9%.
Rilis data terakhir muncul menjelang pemilihan umum pada hari Minggu besok yang memperkirakan partai berkuasa Perdana Menteri Shinzo Abe akan menang, sehingga memberikannya sebuah mandate baru untuk maju dengan pendukung kebijakan pertumbuhan ekonominya yang telah mengantarkan pelemahan yen dan mendongkrak kenaikan saham.
Abe memutuskan untuk menyerukan diadakannya pemilu dan menunda kenaikan pajak konsumsi kedua yang dijadwalkan akan diterapkan tahun depan setelah rilis data menunjukkan perekonomian Jepang kuartal kedua terkontraksi. Revisi data yang dirilis pekan lalu menunjukkan bahwa perekonomian merosot dari yang diperkirakan sebelumnya akibat turunnya belanja modal dan konsumsi sektor swasta yang masih melemah.
Dilis data pesanan mesin baru-baru ini tidak memberikan indikasi adanya kenaikan pada belanja modal pada bulan berikutnya.
Rilis hasil survei pada Rabu lalu mengenai kuartal Oktober-Desember menujukkan perusahaan-perusahaan Jepang kurang optimis menegnai kondisi bisnis daripada kondisi 3 bulan lalu, menegaskan bagaimana perusahaan-perusahaan mengambil perhatian penuh terhadap perekonomian yang mengikuti kenaikan pajak penjualan. (bgs)
Sumber : MarketWatch
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar