RIfan Financindo Berjangka - Otot rupiah benar-benar kendur. Senin pagi ini
(15/12/2014), pukul 08.59 WIB, mata uang Garuda ini keok hingga 1,1
persen menjadi 12.596 per dollar AS di pasar spot. Ini merupakan level
terlemah sejak November 2008 lalu. Adapun pelemahan sebesar 1,1 persen
tersebut merupakan yang terbesar sejak 29 September.
Di pasar off-shore, nilai kontrak rupiah non deliverable forwards untuk pengantaran satu bulan ke depan terapresiasi 0,6 persen menjadi 12.806 per dollar AS.
Menurut
Jonathan Cavenagh, currency strategist Westpac Banking Corp, rupiah
semakin tak bertenaga seiring spekulasi perusahaan di Indonesia
ramai-ramai membeli dollar AS sebelum akhir tahun.
Selain itu,
terjadi penarikan dana besar-besaran oleh investor asing. Data
Kementerian Keuangan menunjukkan, sepanjang bulan ini hingga 11 Desember
2014, nilai penarikan dana oleh investor asing mencapai Rp 10,09
triliun atau 801 juta dollar AS dari pasar obligasi.
Pemicu
penarikan dana tak lain disebabkan oleh spekulasi adanya prospek
kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat. Kondisi itu akan membuat
permintaan aset-aset emerging market akan tergerus. Tak terkecuali Indonesia.
"Perusahaan
yang membutuhkan dollar jelang akhir tahun ramai-ramai membeli dollar.
Arus dana asing yang keluar dari pasar obligasi juga tidak membantu
rupiah," jelasnya
Sumber : kompas
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar