JAKARTA, KOMPAS.com - Musim giling tinggal sepekan lagi, dan pada musim giling kali ini, BUMN itu bakal memproduksi sebanyak 160.000 ton gula.
"Itu yang dari lahan tebu RNI saja, kalau ditambah dari petani-petani total kapasitas produksi kami mencapai 420.000 ton tebu. Gula dari lahan tebu petani, kita sistemnya bagi hasil," ujar Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) Ismed Hasan Putro kepada Kompas.com, Kamis (22/5/2014).
"Itu yang dari lahan tebu RNI saja, kalau ditambah dari petani-petani total kapasitas produksi kami mencapai 420.000 ton tebu. Gula dari lahan tebu petani, kita sistemnya bagi hasil," ujar Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) Ismed Hasan Putro kepada Kompas.com, Kamis (22/5/2014).
Ismed menjelaskan, sebanyak 160.000 ton gula tersebut didapat dari 14.000 hektar lahan tebu RNI yang produktif. Pada musim giling kali ini ada peningkatan produksi sebesar 10 persen dibandingkan musim giling sebelumnya. "Jawa Tengah yang tahun lalu enggak ada, sekarang ada," imbuhnya.
Dia memperkirakan, musim giling kali ini akan lebih bagus dibanding sebelumnya, didorong cuaca baik. Ismed juga berharap, membaiknya cuaca akan dibarengi dengan situasi pasar yang juga membaik.
Meski demikian, ada beberapa hal yang dirasanya kurang. Rendemen tebu di Indonesia masih di level 9 persen. Tebu-tebu tersebut umumnya terdapat di Jawa Timur. Level tersebut masih jauh di bawah Vietnam dan Thailand, di mana rendemen tebunya di level 12-14 persen.
"Kita masih ada masalah di varietas tebu, kesuburan tanah, dan pabrik-pabrik gula sudah berusia tua yang dibangun sejak jaman Belanda. Di samping itu, ada masalah sosial, ada regulasi yang tidak konsisten," tukasnya.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar