JAKARTA, KOMPAS.com
- Direktorat Jenderal (Ditjen) Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan
menetapkan hasil penjualan dan penjatahan Saving Bonds Ritel (SBR) seri
SBR001 sebesar Rp 2,391 triliun.
Hasil penjatahan tersebut sesuai Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara, memperhatikan kebutuhan pembiayaan APBN tahun 2014, dan minat beli masyarakat terhadap SBR001.
"Hasil penjualan SBR001 mencapai Rp 2,391 triliun. Jumlah pemesan sebesar 9.934 pemesan dari 34 provinsi. Itu cukup bagus, berarti seluruh Indonesia berpartisipasi membeli SBR001," kata Direktur Jenderal (Dirjen) Pengelolaan Utang Robert Pakpahan di Kantor Kementerian Keuangan, Senin (26/4/2014).
Dari total pemesan yang mencapai 9.943 pemesan, lanjut Robert, terdapat 6.412 pemesan baru. Pemesan baru ini adalah individu yang dicek berdasarkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) belum pernah membeli atau memesan obligasi ritel sama sekali di masa lampau.
Hasil penjatahan tersebut sesuai Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara, memperhatikan kebutuhan pembiayaan APBN tahun 2014, dan minat beli masyarakat terhadap SBR001.
"Hasil penjualan SBR001 mencapai Rp 2,391 triliun. Jumlah pemesan sebesar 9.934 pemesan dari 34 provinsi. Itu cukup bagus, berarti seluruh Indonesia berpartisipasi membeli SBR001," kata Direktur Jenderal (Dirjen) Pengelolaan Utang Robert Pakpahan di Kantor Kementerian Keuangan, Senin (26/4/2014).
Dari total pemesan yang mencapai 9.943 pemesan, lanjut Robert, terdapat 6.412 pemesan baru. Pemesan baru ini adalah individu yang dicek berdasarkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) belum pernah membeli atau memesan obligasi ritel sama sekali di masa lampau.
"Sisanya sudah pernah membeli obligasi ritel seri ORI. Ada 320 investor loyal yang membeli obligasi ritel dari seri ORI008 sampai dengan SBR001," ujar Robert.
Penjatahan dan penjualan SBR001 dilakukan setelah melalui masa penawaran dari tanggal 2 sampai 22 Mei 2014. Penjualan SBR001 dilakukan melalui 21 agen penjual yang telah ditunjuk pemerintah, yakni terdiri atas 18 bank umum dan 3 perusahaan sekuritas.
SBR merupakan alternatif instrumen investasi bagi investor ritel yang diterbitkan pemerintah selain Obligasi Ritel Indonesia (ORI). Penerbitan SBR001 merupakan inisiatif pemerintah dalam pengembangan pasar Surat Utang Negara (SUN) domestik, melalui diversifikasi instrumen sumber pembiayaan dan perluasan basis investor.
"Bentuk obligasi SBR001 adalah tanpa warkat dan tidak tradeable dan tidak busa dicairkan sampai jatuh tempo tanggal 20 mei 2016. Tanggal penjatahannya hari ini. Minimum pemesanan Rp 5 juta dengan kelipatan Rp 5 juta. Jenis kupon mengambang," ujar Robert.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar