JAKARTA, KOMPAS.com
- Bank Mandiri terus mematangkan rencananya untuk unjuk gigi di kancah
perbankan ASEAN. Salah satu caranya adalah, bank berlogo pita emas ini
masih getol mencari objek akuisisi berupa lembaga keuangan.
Di paruh kedua tahun ini, Bank Mandiri fokus mencari target akuisisi berupa bank yang bergerak di bisnis ritel. "Jika bank, kami cari yang bergerak di ritel," tutur Pahala N. Mansuri, Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri, Rabu (21/5/2014). Namun, bank plat merah ini tidak menutup kemungkinan mengakuisisi perusahaan non-bank.
Mandiri tengah merampungkan pendirian perusahaan multifinance. Perusahaan berbentuk patungan (joint venture) itu akan menggarap pembiayaan kendaraan roda dua di pasar luar Jawa
Sembari mencari target akuisisi, Mandiri mematangkan rencana pendanaan akuisisinya. Kebutuhan dana untuk pertumbuhan anorganik itu Rp 12 triliun. Mandiri akan menggunakan kas internal untuk membiayai sebagian dari total kebutuhan dana itu.
Di paruh kedua tahun ini, Bank Mandiri fokus mencari target akuisisi berupa bank yang bergerak di bisnis ritel. "Jika bank, kami cari yang bergerak di ritel," tutur Pahala N. Mansuri, Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri, Rabu (21/5/2014). Namun, bank plat merah ini tidak menutup kemungkinan mengakuisisi perusahaan non-bank.
Mandiri tengah merampungkan pendirian perusahaan multifinance. Perusahaan berbentuk patungan (joint venture) itu akan menggarap pembiayaan kendaraan roda dua di pasar luar Jawa
Sembari mencari target akuisisi, Mandiri mematangkan rencana pendanaan akuisisinya. Kebutuhan dana untuk pertumbuhan anorganik itu Rp 12 triliun. Mandiri akan menggunakan kas internal untuk membiayai sebagian dari total kebutuhan dana itu.
Kebutuhan dana tersebut termasuk
untuk membiayai akuisisi 80 persen saham Inhealth. Awal bulan ini,
Mandiri telah merampungkan transaksi pembelian 60 persen saham
perusahaan asuransi tersebut yang nilainya berkisar Rp 1 triliun.
"Diperkirakan akan memakan biaya Rp 1,2 triliun-Rp 1,3 triliun," ujar
Pahala.
Selain kas internal, Mandiri akan memanfaatkan berbagai
sumber pendanaan. Saat ini Mandiri masih mematangkan opsi sumber
pendanaan yang dimaksud. Yang pasti, Pahala menegaskan, penerbitan surat
utang atau obligasi tak menjadi pilihan dalam meraup dana segar.
"Pokoknya,
dalam bentuk apapun, tapi tidak termasuk obligasi," imbuhnya. Padahal,
di awal tahun ini, Mandiri pernah berencana menerbitkan Kontrak
Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK EBA) sebesar Rp 500 miliar -
Rp 700 miliar. (Issa Almawadi/Nina Dwiantika)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar