PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Tahun 2015 bagi komoditas minyak berakhir dengan kondisi muram.Harga
minyak memangkas kerugiannya pada Kamis penghujung tahun, namun
mengakhiri 2015 dengan penurunan tajam. Harga minyak babak belur oleh
kondisi global yang terus kelebihan pasok dan pelambatan di konsumen
energi utama China. Patokan Eropa minyak mentah Brent North Sea turun
hampir 35 persen sepanjang tahun, sedangkan patokan AS minyak mentah
light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) turun 30 persen.
“Karena minyak mentah Brent melayang dekat posisi terendah 11-tahun
dan WTI bernasib tidak jauh lebih baik, pasar mengakhiri tahun pada
catatan muram, konsisten dengan apa yang kita lihat kelebihan pasokan
fisik yang sedang berlangsung,” kata Tim Evans dari Citi Futures.
Kontrak berjangka utama mengakhiri hari Kamis dengan keuntungan harian
moderat. WTI untuk pengiriman Februari naik 44 sen menjadi ditutup pada
37,04 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Di perdagangan London, Brent untuk pengiriman Februari naik 82 sen
menjadi menetap di 37,28 dolar AS per barel. “Rebound” moderat pada
Kamis mungkin berasal dari para investor yang mencoba untuk meminimalkan
risiko setelah berspekulasi harga jatuh menjelang akhir pekan panjang
Tahun Baru, kata Andy Lipow dari Lipow Oil Associates.
Pasar ditutup pada Jumat untuk libur Tahun Baru.
“Bisa jadi ini hanya short-covering akhir tahun karena pasar telah
begitu bearish,” katanya, “dan orang-orang menyesuaikan posisi mereka.”
Minyak mentah berjangka telah terjun lebih dari 100 dolar AS per barel
pada pertengahan 2014 akibat persediaan melimpah yang diperburuk oleh
produksi kuat dari OPEC dan Amerika Serikat. Harga telah merosot
terutama sejak 4 Desember, ketika Organisasi Negara-negara Pengekspor
Minyak (OPEC) memutuskan menentang pembatasan produksi, karena
anggota-anggotanya berjuang untuk mempertahankan pangsa pasar. Juga
menekan sentimen pasar adalah China, karena pertumbuhan ekonomi konsumen
energi terbesar di dunia itu melambat.
Di sisi lain, anggota OPEC Iran bersiap untuk meningkatkan ekspor
minyak mentahnya setelah sanksi-sanksi Barat dicabut, sebagai bagian
dari perjanjian nuklirnya dengan negara-negara besar. “Kita tahu pasar
kelebihan pasokan dan kita pergi ke 2016 dengan pasar akan menunggu
kembalinya minyak Iran,” kata Lipow.
sumber : financeroll.co.id
Tidak ada komentar :
Posting Komentar