JAKARTA, KOMPAS.com
- Tekanan pelemahan diperkirakan masih akan membayangi rupiah, Jumat
(29/8/2014). Mata uang garuda diperkirakan masih akan bergerak hingga Rp
11.750 per dollar AS.
Hampir seluruh data AS, termasuk PDB triwulan kedua 2014 yang direvisi naik, diumumkan membaik malam tadi. Dollar index mampu naik walupun tipis. Akan tetapi optimisme terhadap perekonomian belum mampu mengangkat yield US Treasury 10 tahun yang justru turun ke 2,34 persen akibat permintaan yang tinggi atas aset safe-haven. Invasi Rusia ke wilayah Ukraina membawa kekhawatiran investor dunia kembali.
Hampir seluruh data AS, termasuk PDB triwulan kedua 2014 yang direvisi naik, diumumkan membaik malam tadi. Dollar index mampu naik walupun tipis. Akan tetapi optimisme terhadap perekonomian belum mampu mengangkat yield US Treasury 10 tahun yang justru turun ke 2,34 persen akibat permintaan yang tinggi atas aset safe-haven. Invasi Rusia ke wilayah Ukraina membawa kekhawatiran investor dunia kembali.
Rupiah melemah mengikuti mata uang Asia lain hingga kemarin sore. Kembali menguatnya dollar AS adalah pemicu utamanya.
Menurut riset Samuel Sekuritas Indonesia, hari ini pelemahan berpeluang kembali tetapi rupiah diperkirakan masih akan bergerak di kisaran Rp 11.700-11.750 per dollar AS.
Pada awal perdagangan di pasar spot, rupiah dibuka melemah ke level 11.715. Seperti dikutip dari data Bloomberg, hingga sekitar pukul 09.30 WIB, mata uang garuda berada di posisi Rp 11,713 per dollar AS, atau turun 0,11 persen dibanding penutupan kemarun pada 11.700,5.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar