JAKARTA, KOMPAS.com
- Nilai tukar rupiah diproyeksikan variatif mencoba menguat pada
perdagangan Kamis (28/8/2014) ini. Pelemahan dollar AS di pasar global
menguntungkan posisi mata uang garuda.
Di tengah tren penguatan, dollar index melemah 0,23 persen hingga dini hari tadi. Tidak ada data penting yang dirilis selain pernyataan dari Schauble, Menteri Keuangan Jerman, yang meragukan efektivitas dari stimulus fiskal.
Di tengah tren penguatan, dollar index melemah 0,23 persen hingga dini hari tadi. Tidak ada data penting yang dirilis selain pernyataan dari Schauble, Menteri Keuangan Jerman, yang meragukan efektivitas dari stimulus fiskal.
Namun, menurut riset Samuel Sekuritas Indonesia, penting untuk ditunggu Consumer Confidence Zona Euro serta angka revisi PDB triwulan kedua 2014 Amerika Serikat hari ini. Kedua data diperkirakan melambat dari periode sebelumnya. Dollar index pun berpeluang tertekan hari ini.
Rupiah menguat bersama-sama dengan mata uang Asia lainnya pada perdagangan Rabu (27/8/2014). Sempat bergerak mendatar di pembukaan, rupiah di penutupan menguat ke Rp 11.682 per dollar AS.
Presiden terpilih Joko Widodo bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk membahas proses transisi dengan salah satu isu utama adalah kenaikan harga BBM. "Sampai saat ini belum ada pertanda bahwa BBM akan dinaikkan pada masa pemerintahan SBY. Rupiah hari ini pun diperkirakan diuntungkan oleh pelemahan dollar index," sebutnya.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar