Rifan Financidno Berjangka– Pelemahan
Rupiah hari ini, Selasa (17/3) diperkirakan akan terus terjadi,
pasalnya Bank Sentral AS atau The Fed berencana akan menaikan suku bunga
yang memberikan sentimen buruk terhadap kondisi Rupiah. Pergerakan
nilai tukar Rupiah terus mengalami pelemahan terhadap Dolar Amerika
Serikat (AS).
Ada beberapa faktor yang menjadikan Rupiah mengalami
tekanan, salah satunya kondisi perekonomian AS yang semakin membaik.
Nilai tukar Rupiah awal pekan ini tak
bergeming dari pelemahan. Kurs Rupiah bertahan di level Rp 13.200-an.
Berdasarkan Bloomberg Dollar Index, Senin (16/3), Rupiah pada
perdagangan non-delivery forward (NDF) melemah 39 poin ke Rp 13.245 per USD, dibandingkan penutupan sebelumnya di Rp 13.205 per USD.
Membaiknya kondisi ekonomi AS ditunjukkan
dari bertambahnya lapangan kerja sebesar 3,3 juta sepanjang 2014.
Kemudian pada Februari 2015, lapangan kerja baru AS bertambah 295 ribu
peluang kerja.Hal itu membuat mata uang Dolar AS semakin perkasa bukan
hanya pada Rupiah tapi juga terhadap mata uang dunia.
Paling tidak ada delapan mata uang dunia
yang melemah terhadap dolar, antara lain: Dolar Australia melemah 6,95
persen, Dolar Hong Kong melemah 0,13 persen, Yen Jepang melemah 1,42
persen, Ringgit Malaysia melemah 5,96 persen, Dolar Selandia Baru
melemah 6,17 persen, Dolar Singapura 5,21 persen, Won Korea Selatan
melemah 4,08 persen, dan Euro melemah 15,27 persen.
Selain faktor tersebut, kondisi
perekonomian dalam negeri juga turut menjadi penyebab depresiasi pada
Rupiah. Seperti transaksi berjalan yang masih saja mengalami defisit.
Menurut data yang ada, sudah sejak 2012 neraca perdagangan Indonesia
selalu mengalami defisit.Pada 2012 terjadi defisit sebesar USD 1,44
miliar, pada 2013 defisit sebesar USD 4,03 miliar dan 2014 defisit
sebesar USD 1,09 persen.
Sumber : Financeroll
Tidak ada komentar :
Posting Komentar