Index Price || LOCO GOLD (Open Price 1942.25 | High 1947.10 | Low 1941.30 | Close 1939.70) || HANSENG (Open Price 19227.84 | High 19272.58 | Low 19087.66 | Close 19252.00 || NIKKEI (Open Price 31830.00 | High 31985.00 | Low 31560.00 | Close 31850.00 || Index Price 11 Oktober 2013|| LOCO GOLD (Open Price 1288.07 | High 1288.80 | Low 1278.80 | Close 1282.80) || HANSENG (Open Price 23,022 | High 23,049 | Low 22,982 | Close 23020/40 || NIKKEI (Open Price 14,290 | High 14,365 | Low 14,270 | Close 14340/60 ||

Selasa, 17 Maret 2015

Rupiah Diperkirakan Lanjutkan Pelemahan

http://financeroll.co.id/wp-content/uploads/rupiah128.jpgRifan Financidno Berjangka– Pelemahan Rupiah hari  ini, Selasa (17/3)  diperkirakan akan terus terjadi, pasalnya Bank Sentral AS atau The Fed berencana akan menaikan suku bunga yang memberikan sentimen buruk terhadap kondisi Rupiah.  Pergerakan  nilai tukar Rupiah terus mengalami pelemahan terhadap Dolar Amerika Serikat (AS).
Ada beberapa faktor yang menjadikan Rupiah mengalami tekanan,  salah satunya kondisi perekonomian AS yang semakin membaik.
Nilai tukar Rupiah awal pekan ini tak bergeming dari pelemahan.  Kurs Rupiah bertahan  di level Rp 13.200-an.  Berdasarkan  Bloomberg Dollar Index, Senin (16/3), Rupiah pada perdagangan non-delivery forward (NDF) melemah 39 poin ke Rp 13.245 per USD, dibandingkan penutupan sebelumnya di Rp 13.205 per USD.
Membaiknya kondisi ekonomi AS ditunjukkan dari bertambahnya lapangan kerja sebesar 3,3 juta sepanjang 2014. Kemudian pada Februari 2015, lapangan kerja baru AS bertambah 295 ribu peluang kerja.Hal itu membuat mata uang Dolar AS semakin perkasa bukan hanya pada Rupiah tapi juga terhadap mata uang dunia.
Paling tidak ada delapan mata uang dunia yang melemah terhadap dolar, antara lain: Dolar Australia melemah 6,95 persen,  Dolar Hong Kong melemah 0,13 persen,  Yen Jepang melemah 1,42 persen,  Ringgit Malaysia melemah 5,96 persen,  Dolar Selandia Baru melemah 6,17 persen,  Dolar Singapura 5,21 persen,  Won Korea Selatan melemah 4,08 persen, dan   Euro melemah 15,27 persen.
Selain faktor tersebut, kondisi perekonomian dalam negeri juga turut menjadi penyebab depresiasi pada Rupiah. Seperti transaksi berjalan yang masih saja mengalami defisit. Menurut data yang ada, sudah sejak 2012 neraca perdagangan Indonesia selalu mengalami defisit.Pada 2012 terjadi defisit sebesar USD 1,44 miliar, pada 2013 defisit sebesar USD 4,03 miliar dan 2014 defisit sebesar USD 1,09 persen.

Sumber : Financeroll

Tidak ada komentar :

Posting Komentar