Financeroll – Laju nilai
tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu (4/3) pagi
hingga siang, bergerak menguat tipis sebesar satu poin menjadi Rp 12.961
dibandingkan sebelumnya di posisi Rp 12.962 per dolar AS. Dolar AS
cenderung mengalami tekanan di kawasan Asia sehingga mencegah pelemahan
lanjutan pada rupiah terhadap dolar AS meski tipis.
Kurs rupiah berpeluang melanjutkan penguatannya hari ini meski dalam kiosaran terbatas terhadap dolar AS. Pelemahan dolar AS itu menyusul data penjualan mobil di Amerika Serikat yang diumumkan lebih rendah rendah dari harapan investor. Sementara data ekonomi dari Eropa seperti penjualan ritel Jerman membaik sehingga menambah tekanan terhadap dolar AS.
Meski demikian, secara umum dolar AS masih berada dalam tren penguatan terhadap mayoritas mata uang dunia, termasuk rupiah. Data belanja konstruksi dan manufaktur Amerika Serikat (AS) yang mengalami penurunan menjadi salah satu pendorong mata uang dolar AS mengalami tekanan. Data AS tersebut tampaknya dimanfaatkan oleh sebagian pelaku pasar uang untuk mengambil posisi ambil untung setelah dalam beberapa hari terakhir ini mata uang AS itu mengalami penguatan.
Penguatan mata uang berlambang Garuda itu diproyeksikan hanya bersifat jangka pendek. Namun, diharapkan muncul sentimen positif dari dalam negeri yang dapat menopang penguatan lebih lanjut bagi mata uang rupiah. Ekspektasi perbaikan kinerja neraca perdagangan Indonesia diharapkan masih kuat sehingga akan menopang rupiah ke depannya.
Kurs rupiah berpeluang melanjutkan penguatannya hari ini meski dalam kiosaran terbatas terhadap dolar AS. Pelemahan dolar AS itu menyusul data penjualan mobil di Amerika Serikat yang diumumkan lebih rendah rendah dari harapan investor. Sementara data ekonomi dari Eropa seperti penjualan ritel Jerman membaik sehingga menambah tekanan terhadap dolar AS.
Meski demikian, secara umum dolar AS masih berada dalam tren penguatan terhadap mayoritas mata uang dunia, termasuk rupiah. Data belanja konstruksi dan manufaktur Amerika Serikat (AS) yang mengalami penurunan menjadi salah satu pendorong mata uang dolar AS mengalami tekanan. Data AS tersebut tampaknya dimanfaatkan oleh sebagian pelaku pasar uang untuk mengambil posisi ambil untung setelah dalam beberapa hari terakhir ini mata uang AS itu mengalami penguatan.
Penguatan mata uang berlambang Garuda itu diproyeksikan hanya bersifat jangka pendek. Namun, diharapkan muncul sentimen positif dari dalam negeri yang dapat menopang penguatan lebih lanjut bagi mata uang rupiah. Ekspektasi perbaikan kinerja neraca perdagangan Indonesia diharapkan masih kuat sehingga akan menopang rupiah ke depannya.
Sumber : Financeroll
Tidak ada komentar :
Posting Komentar