Rifan Financindo Berjangka –
Laju nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS)
diperkirakan masih melemah, melampaui level Rp 13.200 per USD.
Berdasarkan Bloomberg Dollar Index, pada akhir pekan lalu, Jumat (13/3),
Rupiah pada perdagangan non-delivery forward (NDF)
melemah 22 poin ke Rp 13.205 per USD, dibandingkan penutupan sebelumnya
di Rp 13.182 per USD. Kurs Rupiah terus menjadi perbincangan hangat di
kalangan pelaku bisnis. Jatuhnya Rupiah terhadap dolar Amerika di arena
valuta asing bak akrobat yang menegangkan.
Kurs Rupiah pagi
ini dibuka di level Rp 13.185 per USD. Rupiah bergerak di kisaran Rp
13.167-Rp 13.216 per USD. Posisi Rupiah berdasarkan kurs referensi
Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI pada level Rp 13.191 per
USD. Posisi ini melemah dibanding posisi penutupan hari sebelumnya di level Rp 13.176 per USD.
Kurs Rupiah
terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi akan sulit kembali di
bawah Rp 11.000 per USD. Imbasnya, daya beli masyarakat semakin melemah
seiring depresiasi mata uang Indonesia.
Pelemahan nilai tukar Rupiah dapat meningkatkan daya saing produk
ekspor Indonesia. Pasalnya, harga produk Indonesia menjadi relatif lebih
rendah terhadap USD.
Meski demikian, pelaku usaha tidak serta-merta dapat memanfaatkan kondisi tersebut. Selain harga atau biaya (price/cost), ada tiga komponen lain dalam faktor daya saing, yaitu kualitas (quality), kecepatan dan ketepatan waktu pengiriman barang (delivery), serta layanan purna jual (services). Melemahnya kurs Rupiah otomatis menaikkan daya saing produk ekspor pada tingkat tertentu, namun hanya dari sisi cost. Jika ingin benar-benar memanfaatkan hal ini maka pelaku usaha harus bisa meningkatkan quality, delivery, dan services.
Sumber : Financeroll
Tidak ada komentar :
Posting Komentar