Rifan Financindo Berjangka –
Laju nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis
pagi, bergerak menguat sebesar 116 poin menjadi Rp 13.039 dibandingkan
sebelumnya di posisi Rp 13.155 per dolar AS. Dolar AS jatuh setelah
bank sentral AS (the Fed) memberikan sinyal belum akan menenaikan suku
bunga lebih cepat, sehingga memberikan momentum bagi mata uang utama
dunia, termasuk rupiah bergerak menguat.
Survei internal the Fed justru memangkas
proyeksi suku bunganya, sehingga menyebabkan harapan kenaikan suku bunga
yang agresif tidak terealisasi. Survei tersebut memangkas proyeksi
kenaikan suku bunga dari 1,125% menjadi 0,625%. Di sisi lain,
intervensi yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) menambah topangan
bagi mata uang rupiah untuk bergerak melanjutkan penguatan lebih tinggi
terhadap dolar AS.
Aksi BI itu seiring dengan kondisi nilai tukar rupiah yang jauh dari
nilai fundamentalnya. Rupiah diperkirakan menikmati momentum penguatan
menyusul sentimen yang beradar cukup positif. Pengamat Pasar Uang Bank
Himpunan Saudara Rully Nova menambahkan, meski lambat laun the Fed
nantinya akan menaikan suku bunganya, diperkirakan tidak akan berdampak
signifikan menyusul adanya pemangkasan proyeksi besaran Fed fund rate.
Diperkirakan, Fed fund rate masih di bawah satu persen, sehingga
investasi di pasar negara berkembang masih cukup atraktif. Sinyal the
Fed itu dikarenakan pasar tenaga kerja AS yang belum sesuai harapan
serta inflasi AS yang juga belum mencapai target yakni sebesar dua
persen dalam jangka menengah. Dua faktor itu menjadi salah satu kunci
the Fed untuk menaikan suku bunganya.
Sumber : Financeroll
Tidak ada komentar :
Posting Komentar