Rifan Financindo Berjangka –
Pada perdagangan Selasa (17/3) nilai tukar rupiah yang ditransaksikan
antarbank di Jakarta, Selasa sore, bergerak menguat sebesar 45 poin
menjadi Rp 13.185 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp 13.230 per dolar
AS, menyusul dipertahankan BI Rate di level 7,5%.
Tingkat suku bunga
Bank Indonesia (BI rate) yang dipertahankan di level 7,5% menjadi salah
satu sentimen positif bagi mata uang rupiah karena dapat menahan
investor jangka pendek keluar dari Indonesia. Pergerakan Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG) berakhir stagnan setelah sempat menguat di awal
perdagangan. Aksi jual bersih investor asing membuat IHSG hanya naik
tipis 3 poin. Pada awal perdagangan IHSG menguat 17,56 poin atau 0,3%
ke level 5.452,83.
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia
(BI) pada Selasa (17/3) memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar
7,5%, dengan suku bunga Deposit Facility 5,5% dan Lending Facility pada
level 8%. Dolar AS yang konsolidasi menjelang rapat moneter Bank
Sentral AS (the Fed), dijadikan momentum bagi pelaku pasar uang untuk
melakukan aksi ambil untung. Penguatan rupiah diperkirakan jangka
pendek karena potensi dolar AS kembali menguat masih terbuka jika sinyal
the Fed menunjukkan kenaikan suku bunga AS (Fed fund rate) dilakukan
lebih cepat meski belum ada kepastian waktu. Di tengah sentimen yang
belum pasti itu akan mendorong investor pasar uang akan kembali memegang
dolar AS untuk mengurangi risiko investasi.
Sedangkan neraca perdagangan Februari 2015 yang mencatatkan surplus
juga menjadi salah satu faktor rupiah berada dalam area positif.
Tercatat, neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2015 kembali
mencatat surplus sebesar USD 0,74 miliar, setara Rp 9,62 triliun (kurs
Rp 13.000), relatif stabil dibanding surplus Januari 2015 sebesar USD
0,75 miliar atau Rp 9,75 triliun. Sebaliknya pada kurs tengah BI mata
uang lokal tersebut bergerak melemah menjadi Rp 13.209 dibandingkan hari
sebelumnya, Senin (16/3) di posisi Rp 13.237 per dolar AS.
Dari bursa saham, indeks sempat naik
cukup tinggi di awal perdagangan, sampai ke level 5.464,016. Indeks
bertahan positif meski tekanan jual asing masih terus berlanjut.
Menutup perdagangan Sesi I, IHSG naik tipis 1,559 poin (0,03%) ke level
5.436,830. Aksi jual investor asing menghambat laju IHSG. Di sisi
lain, Bank Indonesia (BI) memutuskan mempertahankan suku bunga acuan
atau BI Rate di 7,5%. Langkah bank sentral ini sudah diprediksi pelaku
pasar sebelumnya.
Pada akhir perdagangan IHSG naik tipis
3,882 poin (0,07%) ke level 5.439,153. Sementara Indeks unggulan LQ45
berkurang 0,531 poin (0,06%) ke level 944,989. Beberapa saham konsumer
yang kemarin naik tinggi sekarang jadi sasaran aksi jual. Saham-saham
unggulan paling banyak kena aksi ambil untung. Dana asing masih lanjut
mengalir ke luar lantai bursa. Transaksi investor asing hingga sore hari
ini terpantau melakukan penjualan bersih (foreign net sell) senilai Rp 682,992 miliar di seluruh pasar.
Adapun situasi dan kondisi bursa
regional sore ini: Indeks Nikkei 225 menguat 190,94 poin (0,99%) ke
level 19.437,00, Indeks Hang Seng turun 48,06 poin (0,20%) ke level
23.901,49, Indeks Komposit Shanghai melonjak 53,54 poin (1,55%) ke level
3.502,85, dan Indeks Straits Times berkurang 6,23 poin (0,18%) ke
level 3.369,81.
Sumber : FInanceroll
Tidak ada komentar :
Posting Komentar