PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Minyak mentah berjangka turun dari posisi tertinggi 2016 pada
perdagangan volatile, karena menteri minyak Arab Saudi menepis potensi
penurunan produksi di antara sejumlah produsen utama dan investor
bereaksi terhadap peningkatan stok AS yang lebih kuat dari yang
diperkirakan lalu minggu.
Di New York Mercantile Exchange, minyak mentah WTI untuk pengiriman
Mei menetap di $ 41,67, turun 0,50 atau 1,19%. Di Intercontinental
Exchange (ICE), brent untuk pengiriman Juni ditutup pada $ 44,06, turun
0,59 atau 1,34%.
WTI dan Brent berjangka menghapus keuntungan pada sesi Selasa setelah
Menteri Energi Arab Saudi Ali al-Naimi meremehkan prospek penurunan
produksi antara Rusia, Venezuela, Qatar, dan Kerajaan Saudi pada
pertemuan di Doha. Pernyataan tersebut datang satu hari setelah harga
minyak mentah melonjak lebih dari 3%, setelah sumber-sumber diplomatik
mengatakan kepada kantor berita Rusia Interfax bahwa Arab Saudi dan
Rusia telah membentuk konsensus tentang kesepakatan untuk membekukan
produksi di dekat level mereka saat ini. Sementara itu, Al-Naimi secara
terang-terangan mengatakan kepada wartawan dari surat kabar Al-Hayat
untuk “melupakan topik ini.”
Harga minyak mentah turun lebih lanjut setelah badan Administrasi
Informasi Energi AS mengatakan dalam Laporan Weekly Petroleum bahwa stok
minyak mentah domestik naik 6,6 juta barel untuk pekan yang berakhir
pada 8 April menjadi 536,5 juta barel, persediaan minyak mentah AS
berada pada tingkat historis tinggi untuk tahun ini.
sumber : financeroll.co.id
Tidak ada komentar :
Posting Komentar