PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Memotret dari kursi bus saat tur kota bukanlah spot favorit para juru
foto. Akan tetapi menjadi cara paling memungkinkan untuk mengenal medan
sebelum streetphotography. Riset kecil-kecilan ini menjadi
penting karena dapat menemukan keunikan suatu kota sebelum melakukan
eksekusi secara lebih dekat dengan subjek foto.
Pun begitu, jika waktu perjalanan sangat mepet -- misalkan, di sela-sela waktu business trip -- mencuri foto saat di dalam bus menjadi keharusan. Asalkan tahu plus minusnya, aktivitas memotret dari bus bisa dimaksimalkan. Bahkan dapat memperoleh kejutan-kejutan yang sulit diperoleh pada angle-angle biasa.
Pertama, jika memungkinkan, datanglah paling pertama dan duduklah pada kursi terdepan/di belakang sopir. Posisi ini memungkinkan memotret view depan dan samping. Jika melewati jalanan berkelok, kemungkinan memperoleh foto jalan yang berliku sangat potensial.
Kalaupun tidak, pastikan duduk di dekat jendela. Sebisa mungkin duduk sisi kiri (dekat bahu jalan). Sebaliknya, di negara dengan setir kiri, carilah tempat duduk di dekat jendela kanan (dekat bahu jalan). Kenapa? Kalau posisi di dekat jendela yang dekat dengan median jalan, ada spot kosong yakni jalur berlawanan yang membuat foto menjadi kurang efektif.
Kedua, gunakan lensa zoom dengan efisien. Begitu terdapat subjek menarik di kejauhan, segera tarik zoom sampai subjek berada di jarak tembak. Kekuatan autofocus kamera menjadi pertaruhan untuk aksi ini.
Kendati demikian, untuk meminimalisir foto tidak fokus, bisa menggunkan difragma kecil dan wide angle untuk kemungkinan croping. Sebelumnya, jangan lupa untuk menseting kualitas gambar pada ukuran Large untuk kemungkinan croping tersebut. Cropping bukan hal tabu untuk memperkuat cerita. Foto Alberto Korda 'Che Guevara' yang legendaris itu juga hasil cropping loh.
Ketiga, pilihan mode pemotretan. Apakah harus Manual, otomatis ataukah speed priority. Tidak ada rumus baku untuk menentukan mode paling efektif. Akan tetapi, mengingat perjalanan bus dengan kecepatan yang berubah-ubah, menggunakan mode Manual sangat beresiko.
Sejumlah fotografer menyarankan speed priority atau otomatis sekaligus guna meminimalisir shake, blur atau unfocus. Pertanyaanya, berapa kecepatan rana yang diperlukan untuk membuat gambar freez? Biasanya lebih cepat dari 1/1000, tergantung pelan tidaknya kendaraan.
Selebihnya, konsentrasilah dan siap-siap memencet kamera dengan tiba-tiba karena banyak momen datang dan pergi dalam sekelebatan mata. Oh iya, kalau terdapat menu contines shoot, ini waktu yang tepat untuk menggunakannya.
Keempat, maksimalkam angle atas (high angle) saat sedang memicing dari kursi bus. Angle atas pada kisaran 15 hingga 30 derajat ini mampu merekam suasana dengan apik. Suasana kota mampu berpindah ke kamera dengan otentik. Meski tidak sesempurna berjalan kaki, jika beruntung, masih mampu mendapatkan ekpresi atau gesture warga kota tanpa harus permisi terlebih dahulu (candid).
Kelima, tetaplah menikmati perjalanan dengan menyenangkan tanpa harus menjadi 'autis' oleh kamera. Oh iya, pastikan memori dan baterei mencukupi, jika perlu menyiapkan baterei cadangan. Sebab, bukan tidak mungkin kamera akan selalu pada posisi standby selama perjalanan.
Kemudian edit seperlunya di software sebelum dishare ke media sosial atau disimpan untuk koleksi pribadi. Bisa untuk wall decoration atau sekedar wallpaper di komputer dan portfolio suatu hari kelak.
inet.detik.com
Tidak ada komentar :
Posting Komentar