PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Harga Emas naik untuk pertama kalinya dalam tiga sesi perdagangan terakhir. Naiknya harga emas dipicu turunnya data ekonomi Manufaktur di Wilayah New York, AS. Menimbulkan spekulasi rencana kenaikan suku bunga AS pada September ini bisa ditunda.
Pada Kamis (20/08) waktu setempat, Pihak Bank Sentral AS wilayah New
York mengeluarkan data aktifitas manufaktur diwilayah kerjanya. Indek
Empire State tersebut secara mengejutkan mengalami penurunan. Tercatat
pada bulan Agustus ini angkanya berada pada posisi terendah sejak April
2009 silam.
Munculnya berita atau data miring soal ekonomi AS , sering dikaitkan dengan penundaan The Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga. Disisi lain, harga emas juga mendapat dukungan untuk naik dari kebutuhan safe haven investor. Para pelaku pasar ini khawatir dengan perlambatan ekonomi Tiongkok akan menyebar ke negara-negara berkembang lainnya.
Para pejabat bank sentral AS khawatir bahwa laju inflasi masih belum
sesuai harapan. Sementara kondisi ekonomi internasional juga masih bisa
menimbulkan resiko apabila suku bunga dipaksakan naik saat ini. Dengan
keyakinan adanya penundaan rencana menaikkan suku bunga ini, Harga emas
menguat kembali.
Sebelumnya, Harga emas turun dibulan Juli. Tercatat pada harga
termurahnya dalam lima tahun terakhir. Jatuhnya harga emas didorong
sinyal pemulihan ekonomi AS. Bank Sentral AS diyakini akan menaikkan
suku bunga jika kondisi ekonomi AS memungkinkan. Kenaikan suku bunga
akan membuat Dolar AS menguat dan emas akan kehilangan daya pikatnya
sebagai aset pengaman investasi.
Diawal minggu ini, sebanyak 48% pelaku pasar meyakini bahwa pada
pertemuan reguler di bulan September ini, The Federal Reserve akan
memutuskan untuk menaikkan suku bunganya. Sebelumnya, jumlah pelaku
pasar yang meyakini kenaikan suku bunga pada September ini sebanyak 54%.
Harga emas dalam perdagangan berjangka untuk kontrak bulan Desember
ditutup naik 0,5% di harga $1.118,40 per troy ons di bursa Comex, New
York. Harga Emas turun 1% dalam sesi perdagangan sebelumnya. Pada
perdagangan emas diawal minggu ini, harga Emas untuk pertama kalinya
berada dibawah rata-rata pergerakan harga dalam 100 hari perdagangan.
Tepatnya lebih rendah 39%, menurut Bloomberg.
Harga emas diperkirakan bisa kembali ke $1,300 per troy ons. Peluang
harga emas untuk turun dibawah $1.000 mengecil, dengan keyakinan harga
dukungan bawah ada di $1.050 per troy ons. Naiknya harga emas disisi
lain akan menekan permintaan emas fisik di Tiongkok dan India. Banyak masyarakat di keda negara tersebut, yang menderita kerugian di pasar saham, masih takut untuk langsung berbelanja emas.
Adanya potensi mundurnya rencana menaikkan suku bunga hingga bulan
Desember, membuat peluang naiknya harga emas terbuka. Setidaknya dalam
jangka pendek, harga emas masih akan berkisar diantara $1,145-$1,150 per
troy ons.
sumber : financeroll.co.id
Tidak ada komentar :
Posting Komentar