PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Kurs dolar AS melemah terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya
di New York pada penutupan perdagangan Senin karena kenaikan harga
minyak memicu permintaan pasar terhadap mata uang-mata uang berisiko
termasuk euro. Harga minyak terus menguat setelah membukukan keuntungan
kuat pekan lalu, dengan minyak mentah Brent mencapai tingkat tertinggi
2016 di atas 40 dolar AS per barel di akhir perdagangan.
Mata uang euro dan mata uang berisiko yang sensitif terhadap
komoditas naik terhadap greenback. Indeks dolar, yang mengukur greenback
terhadap enam mata uang utama, turun 0,24 persen menjadi 97,102 pada
akhir perdagangan. Dengan tidak adanya data utama yang keluar pada
Senin, para investor masih mencerna laporan penggajian non pertanian AS
yang dipantau secara cermat yang dirilis pada Jumat.
Jumlah tenaga kerja non pertanian naik 242.000 pada Februari,
melampaui ekspektasi pasar, dan tingkat pengangguran tidak berubah pada
4,9 persen, Departemen Tenaga Kerja AS mengumumkan Jumat. Pada Februari,
rata-rata penghasilan per jam untuk semua pekerja non pertanian swasta
menurun tiga sen menjadi 25,35 dolar AS, menyusul kenaikan 12 sen pada
Januari. Namun rata-rata penghasilan per jam telah meningkat sebesar 2,2
persen selama tahun ini.
Pada akhir perdagangan di New York, euro naik menjadi 1,1012 dolar
dari 1,0995 dolar pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi
1,4261 dolar dari 1,4213 dolar. Dolar Australia naik ke 0,7470 dolar
dari 0,7426 dolar. Dolar dibeli 113,28 yen Jepang, lebih rendah dari
114,03 yen pada dari sesi sebelumnya. Dolar naik menjadi 0,9952 franc
Swiss dari 0,9950 franc Swiss, dan turun tipis menjadi 1,3289 dolar
Kanada dari 1,3328 dolar Kanada.
sumber : financeroll.co.id
Tidak ada komentar :
Posting Komentar