PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Di sekolah maupun bangku perkuliahan, sudah sangat umum untuk
menggeser fungsi buku tulis dengan kepraktisan laptop. Hal ini tentu
mempermudah siswa untuk membuat praktis media tulis dalam belajar
mengajar. Namun kepraktisan rupanya bukan hal yang melulu baik, terutama
untuk belajar.
Yap, sudah banyak sekali bukti ilmiah bahwa menulis dengan tangan
memiliki lebih banyak manfaat ketimbang menulis melalui medium komputer.
Hal ini terbukti meningkatkan kemampuan otak untuk mengingat informasi
baru.
Namun sebuah studi baru memperlihatkan bahwa mempergunakan laptop di
kelas punya lebih banyak kekurangan lain, ketimbang hanya memperburuk
ingatan manusia akan informasi baru.
Dilansir dari The Washington Post, sebuah studi yang melibatkan 726
partisipan yang merupakan mahasiswa akademi militer di West Point
University, Amerika Serikat, membagi dua kelas mata kuliah ekonomi
antara yang boleh menggunakan teknologi dengan yang tidak. Semua
partisipan tersebut ditunjuk secara acak untuk masuk kelas yang boleh
memakai tablet atau laptop, serta yang hanya boleh menggunakan buku
selama perkuliahan.
Setelah penelitian yang dilakukan selama satu semester penuh, nilai
ujian akhir para mahasiswa yang berada di kelas yang memperbolehkan
teknologi, 18 persen lebih jelek ketimbang mahasiswa di kelas non
teknologi. Peneliti pun juga mencatat bahwa di dalam kelas tersebut
paling tidak hanya terdapat separuh mahasiswa yang memanfaatkan
kecanggihan teknologi untuk belajar.
Para peneliti yang merupakan pengajar bidang ekonomi di West Point,
juga menyimpulkan satu hal yang cukup ditekankan di hasil penelitiannya.
Yakni mahasiswa yang dilarang menggunakan teknologi, memiliki Indeks
Prestasi Kumulatif lebih tinggi rata-rata 0,17 poin ketimbang di kelas
yang menggunakan teknologi.
Menurut para peneliti, hal ini terjadi karena banyak faktor, antara
lain jika menggunakan laptop atau tablet, mereka bisa mendapat akses
internet dengan mudah sehingga mudah terdistraksi dari pelajaran.
Kualitas ilmu yang disampaikan oleh dosen maupun pengajar pun jadi tak
seberapa tinggi, karena kurangnya interaksi yang ada dalam proses
belajar mengajar. Sang dosen pun juga tentu tak seberapa lancar dalam
menyampaikan pelajaran karena kurangnya kontak mata.
Jadi, lebih suka belajar menggunakan cara 'modern' atau cara kuno?
sumber : inet.detik.com
Tidak ada komentar :
Posting Komentar