INILAH.COM, Jakarta – Hang Seng Index (HSI) dan IHSG ditutup pada teritori positif. Sayangnya, kedua indeks tersebut masih bersinyal netral karena tutup di bawah resistance. Seperti apa?
Pada perdagangan Jumat (6/9/2013), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) ditutup menguat 21,49 (0,53%) ke posisi 4.072,354. Intraday terendah 4.012,681 dan tertinggi 4.072,354.
Investor asing mengalami net sell sebesar Rp167 miliar. Volume perdagangan mencapai 3,9 miliar saham senilai Rp4,7 triliun. Indeks yang fluktuatif merespon 114 saham menguat, 118 saham melemah dan 93 saham stagnan.
Indeks akhinya berakhir di zona positif setelah hampir terjebak di zona negatif pada pertengahan sesi kedua. Apalagi pada sesi pertama, IHSG lebih banyak tertekan bahkan menyentuh level tertendah di 4.012,68. Untuk level tertinggi hari ini sama dengan level penutupan, 4.072,35.
Penguatan juga mendapat dukungan dari saham sektor aneka industri 2,09% dan saham sektor manufaktur 1,7%. Pelemahan terdalam terjadi di perdagangan 0,8% disusul saham sektor properti 0,7%.
Untuk saham unggulan di LQ45 naik 0,75, indeks JII nai 1,1% dan ISSI naik 0,7%. Untuk indeks indeks SMinfra18 naik 0,3% dan IDX30 naik 1,02%.
Satrio Utomo, kepala riset PT Universal Broker Indonesia mengatakan, pergerakan pasar hari ini membuat pasar mengantuk. “Saya jadi enggak disiplin buyback. Jadi, PT Indocement Tunggal Prakarsa (INTP) saya terbang tanpa saya sempat buy back,” kata dia di Jakarta, Jumat (6/9/2013).
Satrio menjelaskan, Hang Seng Index (HSI) dan IHSG naik. Namun demikian, menurut Satrio, sinyalnya netral. “Sebab, baik HSI maupun IHSG, enggak tembus resistance,” ujarnya.
Karena itu, menurut dia, pemodal lebih baik melihat arah IHSG pekan depan. “Moga-moga pemerintah membuat langkah ‘kagetan’ di akhir pekan. Tujuannya, biar IHSG bisa break resistance pekan depan,” imbuh Satrio. [jin]
Tidak ada komentar :
Posting Komentar