PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Pagi ini, Kamis (15/09/2016) dikabarkan
perekonomian Selandia Baru menunjukkan pertumbuhan, meski lebih rendah
dari perkiraan sebelumnya di kwartal terakhir ini. Sentimen positif
yang mendorong pertumbuhan ekonomi negeri Kiwi ini adalah menguatnya
kembali sektor manufaktur dan kontruksi yang semarak kembali.
Pertumbuhan domestik sebesar 0,9% di
kwartal kedua. Pertumbuhan di kwartal pertama tahun ini juga direvisi
menjadi 0,9%. Sebelumnya diperkirakan bahwa pertumbuhan bisa mencapai
1,1%. Sebelum data ini dipublikasikan, Dolar Selandia Baru telah
mengalami penurunan. Turun ke 72,76 per sen Dolar AS dari posisi
sebelumnya di 72,86 sen.
Tahun lalu, perekonomian mampu tumbuh
3,6% dari tahun sebelumnya. Ini sesuai dengan perkiraan dan merupakan
penguatan terbesar sejak kwartal empat 2014. Pertumbuhan tahunan
mengalami akselerasi sejak kwartal pertama sebesar 3%.
Naiknya imigrasi, disaat suku bunga
berada pada posisi terendah membuat sektor perumahan mengalami ledakan.
Hal ini memberikan dorongan bagi penguatan ekonomi Selandia Baru. Tidak
tanggung-tanggung, diantara negara maju lainnya, pertumbuhan Selandia
Baru merupakan yang paling tinggi. Australia saja hanya 3,3%, Inggris
2,2% dan AS hanya 1,2%.
Pertumbuhan ini memang diharapkan bisa
meringankan usaha Bank Sentral Selandia Baru untuk menggembalikan
kembali laju inflasi menuju targetnya. Menurut Gubernur Bank Sentral
Selandia Baru, Graeme Wheeler sebagaimana dikutip dari Bloomberg pada
bulan lalu, bahwa suku bunga diharapkan bisa diturunkan lebih lanjut.
Bagi sebagian pengamat, diperkirakan suku bunga akan dipangkas menjadi
1,75% di kwartal empat tahun ini.
sumber : finacneroll.co.id
Tidak ada komentar :
Posting Komentar