Rifan Financindo Berjangka – Dalam
sepekan terakhir, nilai tukar rupiah mampu mencatat angka positif. Tiga
faktor jadi katalisnya adalah penurunan suku bunga PBoC, ekspektasi
suku bunga the Fed, dan ekspektasi berkurangnya defisit current account.
Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor)
yang dilansir Bank Indonesia (BI), dalam sepekan terakhir, nilai tukar
rupiah menguat 87 poin (0,66%) ke angka 13,090 pada pekan yang berakhir
Jumat (15/5) dibandingkan akhir pekan sebelumnya di angka 13.177 per
Jumat (8/5).
Di awal
pekan kemarin, laju rupiah mampu berakhir di zona hijau. Meski rilis
data-data di AS sebelumya cukup positif dan membuat laju dolar AS
mengalami kenaikan, masih dapat diimbangi oleh pergerakan Yuan yang
mampu berbalik positif setelah merespons penurunan suku bunga acuannya.
Pelaku pasar di pasar Tiongkok lebih memperhatikan dampak dari
keputusan penurunan suku bunga tersebut dibandingkan imbasnya langsung
bagi mata uangnya. Rupiah pun ikut terimbas naik seiring dengan
kenaikan Yuan sehingga dapat melampaui kekhawatiran kami sebelumnya.
Harapan
akan berlanjutnya laju rupiah kembali sirna setelah Yuan berbalik
melemah. Padahal laju dolar AS sedang mengalami pelemahan terhadap Euro
dan sejumlah mata uang lainnya. Meski demikian, oleh karena pelaku
pasar berpandangan bahwa dengan turunnya suku bunga People’s Bank of
China (PBoC) rate, ekonomi China masih dalam perlambatan maka pelaku
pasar pun kembali melepas Yuan dan berimbas negatif pada Rupiah. Tidak
jauh berbeda dengan IHSG di mana laju rupiah pun mampu kembali bergerak
positif seiring masih berlanjutnya pelemahan dolar AS yang memberikan
keuntungan bagi rupiah untuk dapat menguat.
Terlebih,
laju dolar AS juga terimbangi dengan penguatan Yen setelah dirilis
data-data Jepang yang cukup positif sehingga dapat menutup sentimen dari
berbalik turunnya Yuan. Selain itu, belum stabilnya rilis data-data
ekonomi AS memberikan spekulasi belum akan adanya kenaikan suku bunga
The Fed yang dipercepat sehingga turut menambah daya rupiah untuk
berbalik menguat.
Rilis
surplus neraca perdagangan senilai USD 450 juta dan harapan akan kian
sempitnya defisit current account cukup memberikan sentimen positif bagi
rupiah. Kurs Rupiah berpeluang melaju dalam kisaran support-resisten
13.260-13.135 mengacu pada kurs tengah BI.
sumber : Financeroll
Tidak ada komentar :
Posting Komentar