Rifan Financindo Berjangka - Nilai
tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot dibuka menguat menguat.
Data Blomberg menunjukan mata uang Garuda ini dibuka naik ke posisi Rp
12.704 per dollar AS dibanding penutupan kemarin pada 12.762.
Namun, hingga pukul 08.52 WIB, rupiah melorot ke 12.812 atau turun 50 poin.
Rupiah sendiri diprediksi berpotensi menguat pascaturunnya tingkat sukku bunga acuan Bank Indonesia. Peluang penguatan mata uang garuda membesar seiring tertekannya indeks dollar AS di pasar global.
Mayoritas data AS yang diumumkan malam tadi lebih buruk dari periode sebelumnya. Sementara itu, walaupun negosiasi Yunani belum juga tuntas, economic sentiment Jerman naik signifikan. Indeks dollar AS kembali turun merespon situasi tersebut sementara baik pasar saham Eropa maupun AS sama-sama menguat. Pagi ini ditunggu pengumuman bulanan dari Bank of Japan. Dini hari esok, notulensi FOMC meeting dirilis.
Rupiah relatif stabil kemarin walaupun tekanan penguatan dollar AS masih terasa di Asia. Setelah pasar keuangan tutup, BI secara mengejutkan memangkas BI rate 25 bps ke 7,50 persen dengan alasan inflasi yang akan semakin rendah ke depan.
Semenjak Rapat Dewan Gubernur pertengahan 2013, menurut Riset Samuel Sekuritas Indonesia, BI selalu menunjukkan kekhawatiran terhadap pengetatan likuiditas oleh the Fed. Tetapi tidak pada Rapat Dewan Gubernur kemarin. BI tidak menyebutkan sama sekali kewaspadaan terhadap kebijakan the Fed. BI justru, juga untuk pertamakalinya, optimistis kebijakan pelonggaran kuantitatif (QE) oleh Bank Sentral Eropa akan memberikan dampak positif untuk perekonomian Indonesia.
"Kami memperkirakan BI akan kembali memangkas BI rate di tahun ini. Sementara itu, rupiah hari ini diperkirakan menguat menyusul jatuhnya indeks dollar AS," demikian Riset Samuel pagi ini.
sumber : Kompas
Tidak ada komentar :
Posting Komentar