Rifan Financindo Berjangka - Nilai
tukar rupiah terhadap dollar AS memasuki bulan baru justru makin
terpuruk hingga menembus 12.700. Pada awal perdagangan di pasar spot,
Senin (2/2/2015) pagi, seperti didikuti dari data Bloomberg, mata uang Garuda ini dibuka melorot ke posisi Rp 12.725 per dollar AS, di banding penutupan pekan lalu pada 12.672.
Hingga akhir pekan lalu rupiah melemah tajam setelah sebelumnya indeks dollar AS juga naik tajam. Rupiah melemah bersama beberapa mata uang di Asia akan tetapi sentimen penguatan masih juga terlihat di pasar SUN. Imbal hasil SUN 10 tahun kembali turun hingga 7,179 persen.
Siang ini ditunggu data inflasi Januari yang diperkirakan turun dari 8.36 persen ke 7,25 persen secara tahunan. Sementara itu neraca perdagangan Desember diperkirakan surplus tipis dari yang defisit 426 juta dollar AS di November.
"Rupiah diperkirakan menguat hari ini melihat tekanan penguatan dollar AS yang mereda di pasar global," demikian riset Samuel Sekuritas Indonesia, pagi ini.
Penurunan indeks dollar AS memberi peluang kenaikan mata uang garuda di tengah penantian pasar atas data terbaru inflasi dan neraca perdagangan Indonesia oleh BPS di awal pekan ini. Minyak Brent naik tajam hingga Sabtu (31/1/2015) dini hari dipicu oleh produksi minyak AS yang turun serta ketakutan atas teror ISIS yang meluas di Irak.
Sementara itu, indeks dollar AS turun tipis setelah PDB AS triwulan IV/2015 direvisi turun ke 2,6 persen secara tahunan. Euro berhasil menguat tipis walaupun data inflasi inti Zona Euro diumumkan kembali melambat. Pagi ini ditunggu HSBC manufacturing PMI China yang diperkirakan turun.
Sumber Kompas
Tidak ada komentar :
Posting Komentar