PT .RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Spekulasi rencana pemangkasan output menopang penguatan harga minyak
pada pekan terakhir Januari. Minyak WTI diperdagangkan menguat 1,2% pada
akhir sesi hari Jumat lalu atau naik 4,4% sepanjang pekan ke level
$33,62 per barel. Adapun Brent ditutup naik 3,42% ke harga $35,99 per
barel. Harga minyak mentah kini telah bergerak menguat selama dua minggu
berturut-turut dan memangkas penurunan tajam awal Januari. Kontrak
berjangka minyak turun 9% sepanjang Januari dan sempat jatuh ke level
terendah 12 tahun tertekan stok melimpah di Amerika Serikat dan tambahan
suplai global dari minyak produksi Iran.
Pergerakan pekan lalu terpicu oleh spekulasi negara-negara anggota
OPEC dan Rusia akan bertemu membicarakan pemangkasan hasil produksi
untuk mengurangi tekanan terhadap harga minyak di pasar internasional.
Isu pertemuan tersebut dilemparkan oleh Menteri Energi Rusia Alexander
Novak. Pernyataan Novak menandakan kesediaan Rusia berkompromi dengan
OPEC setelah sebelumnya bersikeras memproduksi minyak sebanyak mungkin.
Namun, empat perwakilan OPEC telah menyangkal rencana pertemuan antara
OPEC dan Rusia dan salah satu dari mereka mengatakan Arab Saudi tidak
memiliki rencana memangkas produksi minyak hingga 5%.
“Pasar cenderung menahan posisi berharap ada persetujuan pemangkasan
produksi. Ada juga perasaan bank sentral akan meningkatkan stimulus
untuk mendorong ekonomi,” kata John Kilduff dari Again Capital di New
York kepada Bloomberg. Bank of Japan pada Jumat mengejutkan pasar dengan
pengumuman rencana penerapan suku bunga acuan negatif mulai pertengahan
Februari. Sebelumnya, Presiden European Central Bank Mario Draghi
memberikan sinyal akan ada tambahan stimulus moneter pada Maret.
sumber : financeroll.co.id
Tidak ada komentar :
Posting Komentar