PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Minyak mentah berjangka AS turun tajam pada hari Jumat di
tengah kekhawatiran terkait dengan pasokan yang berlebihan, tapi masih
mengakhiri minggu lalu dengan naik hampir 10% dikarenakan prospek
potensi pembekuan output dari empat produsen utama mendorong harga dari
dekat posisi terendah 13 tahun.
Di New York Mercantile Exchange, minyak mentah WTI untuk pengiriman
April diperdagangkan antara $ 31,36 dan $ 32,98 per barel sebelum
menetap di $ 31,74, turun 1,20 atau 3,69%. Meskipun adanya penurunan
pada Jumat tersebut, minyak mentah berjangka AS telah melonjak lebih
dari 16% sejak jatuh ke $ 26,05 per barel pada 11 Februari, yang
merupakan level terendah sejak 2003.
Di Intercontinental Exchange, minyak mentah brent untuk pengiriman
April diperdagangkan antara $ 32,69 dan $ 34,45 per barel sebelum
ditutup pada $ 33,02, turun 1,26 atau 3,68% pada sesi.
Harga minyak turun karena investor menyatakan keraguan bahwa
kesepakatan yang ditengahi oleh Arab Saudi, Rusia, dan dua anggota OPEC
lainnya untuk membekukan produksi pada tingkat Januari dapat dilakukan.
Pada Jumat pagi, wakil menteri energi Rusia Alexey Texler berusaha untuk
mendapatkan dukungan untuk kesepakatan dengan menegaskan bahwa hal itu
bisa mengurangi kelebihan pasokan global sebanyak 1,8 juta barel per
hari (bph). Pakta itu mungkin membutuhkan kerja sama yang cukup besar
dari Iran, yang telah resisten terhadap pemangkasan produksi sampai
outputnya kembali ke tingkat pra-sanksi di tahun 2007.
Arab Saudi memompa 10,2 juta barel per hari minyak di bulan Januari,
sementara produksi Rusia pada bulan tersebut mencapai 10,9 juta barel
per hari. Produksi minyak mentah Saudi tetap dekat rekor tinggi 10,5
juta barel per hari dari musim panas lalu.
sumber : financeroll.co.id
Tidak ada komentar :
Posting Komentar