Index Price || LOCO GOLD (Open Price 1942.25 | High 1947.10 | Low 1941.30 | Close 1939.70) || HANSENG (Open Price 19227.84 | High 19272.58 | Low 19087.66 | Close 19252.00 || NIKKEI (Open Price 31830.00 | High 31985.00 | Low 31560.00 | Close 31850.00 || Index Price 11 Oktober 2013|| LOCO GOLD (Open Price 1288.07 | High 1288.80 | Low 1278.80 | Close 1282.80) || HANSENG (Open Price 23,022 | High 23,049 | Low 22,982 | Close 23020/40 || NIKKEI (Open Price 14,290 | High 14,365 | Low 14,270 | Close 14340/60 ||

Selasa, 02 Juli 2024

PT Rifan Financindo - Harga Emas Melemah Seiring Naiknya Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga

PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas melemah di perdagangan Asia pada hari Senin, mendapat dukungan terbatas dari meningkatnya ekspektasi penurunan suku bunga AS karena para trader menunggu lebih banyak isyarat dari Federal Reserve dan ekonomi AS minggu ini.

Logam mulia tetap berada dalam kisaran trading yang ditetapkan sepanjang bulan Juni, juga membuat sedikit kemajuan karena dolar merosot.

Spot gold Harga emas untuk pengiriman Agustus turun tipis menjadi $2,325.74 per ounce, sementara gold futures yang akan jatuh tempo pada bulan Agustus turun 0,2% menjadi $2,336.05 per ounce pada pukul 11:09 WIB PT RIFAN FINANCINDO

Sumber : investing 

Senin, 01 Juli 2024

PT Rifan - Harga Emas Hari Ini Turun Tipis

PT RIFAN BANDUNG - Harga Logam Mulia produksi PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM) turun pada perdagangan hari ini. Koreksi yang searah dengan harga emas dunia.

Emas Antam dibanderol Rp 1.363.000/gram. Turun Rp 2.000 dibandingkan hari sebelumnya.

Sementara harga pembelian kembali (buyback) oleh Antam ada di Rp 1.233.000/gram. Juga berkurang Rp 2.000 dari posisi kemarin.

Penurunan harga emas Antam dipengaruhi oleh dinamika harga emas dunia. Akhir pekan lalu,  harga emas dunia di pasar spot ditutup di US$ 2.324,4/troy ons. Turun 0,05% dibandingkan hari sebelumnya.

Namun secara umum harga emas dunia masih dalam tren positif. Pada kuartal II-2024, harga emas naik 4,12%. Pada semester I-2024, harga emas melonjak 12,69%. 

Harapan akan pemangkasan suku bunga acuan di Amerika Serikat (AS) mengatrol harga emas. Asa ini membesar seiring rilis data ekonomi terkini. 

Akhir pekan lalu, US Bureau of Economic Analysis melaporkan inflasi Personal Consumption Expenditure (PCE) pada Mei sebesar 0% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Lebih rendah dibandingkan April yang sebesar 0,3% mtm.

Dibandingkan tahun sebelumnya (year-on-year/yoy), laju PCE pada Mei tercatat 2,6%. Melambat dibandingkan April yang sebesar 2,7% yoy.

Sementara laju PCE inti secara bulanan pada Mei adalah 0,1%. Lebih rendah ketimbang April yang sebesar 0,3% mtm.

Lalu laju PCE inti secara tahunan pada Mei ada di 2,6%. Lagi-lagi lebih rendah dibandingkan April yang sebesar 2,8%.

Data ini membuat pelaku pasar makin yakin bahwa bank sentral Federal Reserve bisa menurunkan suku bunga acuan, paling cepat September. Mengutip CME FedWatch, kemungkinan penurunan Federal Funds Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5-5,25% pada September mencapai 55,2%.

Tidak selesai sampai di situ, The Fed juga berpeluang kembali menurunkan suku bunga acuan pada Desember. Probabilitas penurunan 25 bps adalah 39,7%.

Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas jadi lebih menguntungkan dalam iklim suku bunga yang lebih rendah - PT RIFAN

Sumber :  bloomberg

Jumat, 28 Juni 2024

Rifan Financindo Berjangka - Perkiraan Harga Emas Mempertahankan Target $2.000 Untuk Akhir Tahun

RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - ABN Amro telah menerbitkan pandangan yang hati-hati untuk harga gold hingga akhir 2024 dan mempertahankan perkiraan akhir tahun sebesar $2.000 per ons. Saat ini, satu ons emas berharga $2.327,28. Dalam laporan terbaru mereka, Georgette Boele, Ekonom Senior di bank ini, menyoroti beberapa faktor yang mempengaruhi kondisi saat ini dan perkembangan harga emas di masa depan.

Harga emas mencapai puncaknya pada awal tahun ini namun telah kehilangan momentum," kata Boele. Menurut laporan tersebut, korelasi tradisional yang biasanya menggerakkan harga emas telah hilang, yang mengarah ke lingkungan pasar yang kompleks dan tidak pasti.

Kebijakan Bank Sentral dan Suku Bunga Riil AS

Langkah-langkah pelonggaran yang diharapkan oleh bank sentral belum mendukung harga emas seperti yang diantisipasi, kata pakar tersebut. Sementara Bank Sentral Eropa (ECB) mulai melakukan pelonggaran pada bulan Juni, penurunan suku bunga pertama oleh Federal Reserve AS (Fed) diperkirakan baru akan dilakukan pada bulan September. "Ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter di AS telah menurun tahun ini. Oleh karena itu, harga emas seharusnya lebih rendah, bukan lebih tinggi, dari perspektif ini," jelas Boele.

Selain itu, hubungan antara suku bunga riil AS dan harga emas telah menyimpang dari biasanya. "Suku bunga riil AS telah meningkat sementara harga emas juga meningkat," kata Boele. Normalnya, suku bunga riil yang lebih tinggi akan menurunkan harga emas.

Dolar AS dan Pasokan Emas Fisik

Kekuatan US dollar, yang telah terapresiasi sekitar 5% terhadap sekeranjang mata uang tahun ini, biasanya memberikan tekanan pada harga emas. Namun, harga emas telah naik hampir 11% selama periode yang sama, berlawanan dengan hubungan terbalik yang biasa terjadi, menurut Boele.

Kekhawatiran tentang kekurangan emas fisik, yang merupakan faktor selama krisis COVID, tidak berdasar di pasar saat ini, kata Boele. "Tidak ada kekurangan. Premi untuk koin emas berada di bawah rata-rata jangka panjangnya, dan beberapa koin emas memiliki premi negatif."

Aktivitas Investor dan Sentimen Pasar

Perilaku investor menunjukkan gambaran yang beragam. Sementara investor ETF telah mengurangi posisi mereka ke level 2019, posisi spekulatif di pasar berjangka meningkat. "Kenaikan posisi spekulatif di pasar berjangka mungkin telah mengimbangi beberapa dampak dari likuidasi posisi ETF," kata Boele.

Pendorong utama kenaikan harga emas tahun ini, menurut Boele, adalah pembelian di pasar berjangka, pembelian oleh bank sentral, terutama dari China, dan gambaran teknikal yang positif yang mengarah pada tren pembelian.

Prospek Harga Emas

Ke depan, ABN Amro tetap berhati-hati. Tren harga emas positif, namun momentumnya mulai memudar. Hubungan yang luar biasa positif dengan Dolar AS dan suku bunga riil AS dipandang hanya bersifat sementara. "Jika harga emas kembali merespon ekspektasi bank sentral, maka harga emas akan tetap stabil terhadap dolar AS dan sedikit lebih tinggi terhadap euro," Boele memperkirakan.

Karena saat ini tidak ada kekurangan emas fisik dan pembelian bank sentral tidak membenarkan tingkat harga saat ini, bank mempertahankan perkiraan harga emas sebesar $ 2.000 per ons untuk Desember 2024.

Secara teknikal, Boele menjelaskan zona support antara $2.220 dan $2.275, di mana harga tertinggi dan terendah sebelumnya tumpang tindih, sebagai area penting. "Di bawahnya, zona support berikutnya menunggu di $2.115, di mana rata-rata 200 hari berjalan. Jika harga turun di bawah rata-rata 200 hari, tren jangka panjang akan berubah menjadi negatif - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : investing

 

 

Kamis, 27 Juni 2024

Rifan Financindo - Dolar Berjaya, Emas Merana

RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas dunia turun pada perdagangan kemarin. Penguatan nilai tukar mata uang dolar Amerika Serikat (AS) menekan harga sang logam mulia.

Harga emas dunia di pasar spot ditutup di US$ 2,298,5/troy ons. Terpangkas 0,93% dibandingkan hari sebelumnya dan menjadi yang terendah sejak 7 Juni atau hampir 3 minggu terakhir.

Dalam sepekan terakhir, harga emas berkurang 1,32% secara point-to-point. Selama sebulan ke belakang, harga jatuh 2,29%.

Saat ini, pasar merespons penguatan dolar AS dan kemungkinan bank sentral Federal Reserve tidak bisa menurunkan suku bunga acuan pada musim panas ini,” kata Bart Melek, Head of Commodity Strategies di TD Securities, seperti dikutip dari Bloomberg News. Kemarin, Dollar Index (yang menggambarkan posisi greenback di hadapan 6 mata uang utama dunia) menguat 0,36% ke 106,05, tertinggi sejak 30 April atau hampir 2 bulan terakhir. Bahkan indeks ini sempat menyentuh level 107 pada perdagangan intraday.

Emas dan dolar AS memiliki hubungan yang berbanding terbalik. Saat dolar AS menguat, biasanya harga emas bergerak sebaliknya.

Ini karena emas adalah aset yang dibanderol dalam dolar AS. Ketika dolar AS terapresiasi, emas jadi lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lain. Permintaan emas akan turun, harga pun mengikuti.

Penguatan dolar AS dipicu oleh pernyataan Anggota Dewan Gubernur The Fed Michelle ‘Miki’ Bowman. Dalam sebuah acara di London (Inggris), Bowman menyebut menahan suku bunga acuan di levell saat ini untuk sementara waktu mungkin sudah cukup untuk membawa inflasi turun ke arah target 2%. Bowman pun menegaskan dirinya tidak memperkirakan Federal Funds Rate bisa turun tahun ini.

Saat ditanya apakah dirinya menilai suku bunga acuan tidak bisa turun tahun ini, Bowman menjawab:
Ya, itu masih menjadi pandangan saya. Saya tidak memperkirakan penurunan suku bunga tahun ini, saya menaruh itu (penurunan suku bunga) untuk tahun-tahun ke depan.

Saat ini, dengan ketidakpastian prospek ekonomi dan data yang ada, kami dalam posisi yang baik meski situasi bisa berkembang. Saat data yang masuk mengindikasikan bahwa inflasi turun ke arah 2% secara berkelanjutan, maka menjadi layak (appropriate) untuk menurunkan suku bunga acuan secara bertahap. Namun, kita belum sampai ke titik itu dan saya akan tetap hati-hati,” papar Bowman.

Merespons pernyataan tersebut, pelaku pasar menjadi gusar. Akibatnya, peluang penurunan suku bunga  acuan pada September menipis.

Mengutip CME FedWatch, probabilitas pemangkasan Federal Funds Rate sebanyak 25 basis poin (bps) menjadi 5-5,25% pada September adalah 57,3%. Ini menjadi yang terendah dalam sebulan terakhir  -RIFAN FINANCINDO

Sumber : bloomberg 

Rabu, 26 Juni 2024

PT Rifan Financindo Berjangka - Emas Terjebak Di Sekitar $2.300 Dengan Adanya Data Inflasi

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Logam mulia ini jatuh ke dalam kisaran perdagangan di sekitar level rendah $2.300 per ons selama seminggu terakhir, karena para pedagang semakin tidak yakin dengan prospek penurunan suku bunga AS tahun ini.

Meskipun data inflasi untuk bulan Mei cukup menggembirakan, data tersebut masih menunjukkan tekanan harga yang relatif masih tinggi. Indeks manajer pembelian yang kuat di luar dugaan untuk bulan Juni juga memicu kekhawatiran bahwa kekuatan ekonomi AS akan mempertahankan suku bunga lebih lama.

Fokus minggu ini adalah pada data Indeks harga PCE, yang merupakan pengukur inflasi pilihan Federal Reserve. Angka ini akan dirilis pada hari Jumat dan secara luas diperkirakan akan menunjukkan inflasi yang sedikit menurun namun tetap berada di atas target tahunan bank sentral sebesar 2%.

Suku bunga yang tinggi menjadi pertanda buruk bagi pasar logam, mengingat bahwa mereka meningkatkan biaya peluang untuk berinvestasi pada aset-aset yang tidak memberikan imbal hasil.

Logam mulia lainnya bervariasi pada hari Selasa, tetapi juga berada dalam kisaran perdagangan yang baru-baru ini ditetapkan. Platinum futures naik 0,4% menjadi $ 1.016,55 per ons, sementara silver futures turun 0,1% menjadi $ 29,817 per ons - PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Sumber : investing

Selasa, 25 Juni 2024

PT Rifan Financindo - Emas Rebound Setelah Anjlok Merespon Data PMI, Rilis PDB Dan PCE Jadi Sorotan

PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas rebound ke $2.338,25 pada Senin pagi (24 Juni, 08:55 WIB) setelah anjlok dari $2.378 ke kisaran $2.330 pada minggu lalu merespon data Purchasing Managers Index (PMI) Amerika Serikat yang lebih kuat dari perkiraan yang dirilis pada hari Jumat membebani logam mulia ini. Data final Produk Domestik Bruto (PDB) dan Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi Inti (PCE) Amerika Serikat akan menjadi sorotan minggu ini.

Data ekonomi AS terus menunjukkan sinyal beragam di bulan Juni. Data terbaru dari S&P Global pada hari Jumat menunjukkan bahwa PMI Gabungan AS untuk bulan Juni lebih baik dari perkiraan, naik menjadi 54,6 dari pembacaan akhir 54,5 pada bulan Mei. Angka ini mencatat level tertinggi sejak April 2022. PMI Manufaktur naik menjadi 51,7 pada bulan Juni dari 51,3 pada bulan Mei, mengalahkan perkiraan 51,0. Sementara itu, PMI Jasa meningkat menjadi 55,1 dari 54,8 pada bulan Mei, di atas konsensus 53,7.

Pejabat Fed bergantian menyatakan kemungkinan penundaan waktu pemotongan suku bunga pertama tahun ini. Presiden Fed Bank of Richmond Tom Barkin mengatakan pada hari Kamis bahwa bank sentral berada dalam posisi yang baik dengan kekuatan yang diperlukan untuk bergerak ke arah kebijakan pemotongan suku bunga, tetapi akan menanti lebih banyak data tersedia selama beberapa bulan ke depan.

Sementara itu, Presiden Fed Bank of Minneapolis Neel Kashkari mencatat bahwa mungkin akan memakan waktu satu atau dua tahun untuk mengembalikan inflasi ke 2%. Data ekonomi AS yang lebih kuat dan nada hawkish dari pembuat kebijakan Federal Reserve AS (Fed) terus mendukung Dolar AS dan menyeret harga logam mulia lebih rendah. Perlu dicatat bahwa suku bunga yang lebih tinggi umumnya membebani harga Emas karena meningkatkan biaya peluang memegang aset yang tidak menghasilkan. Di sisi lain, aliran safe-haven karena ketidakpastian geopolitik dan ekonomi dapat mengangkat logam kuning ini dalam waktu dekat - PT RIFAN FINANCINDO

Sumber : investing

Kamis, 20 Juni 2024

Rifan Financindo - Dinamika Di Amerika Angkat Harga Emas

RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas dunia naik pada perdagangan kemarin. Rilis data di Amerika Serikat (AS) membantu mengerek harga sang logam mulia.

Harga emas dunia di pasar spot ditutup di US$ 2.329,6/troy ons. Naik 0,38% dibandingkan sehari sebelumnya.

Dalam seminggu terakhir, harga emas naik 0,61% secara point-to-point. Namun selama sebulan ke belakang, harga terpangkas 4%.

Rilis data ekonomi terbaru di AS sedikit banyak membantu harga emas. US Census Bureau mengumumkan, penjualan ritel di Negeri Paman Sam pada Mei tumbuh 0,1% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Lebih tinggi dibandingkan April yang terkontraksi (tumbuh negatif) 0,2% mtm.

Namun, pertumbuhan 0,1% lebih rendah dibandingkan konsensus pasar yang memperkirakan naik 0,2%. Ini dibaca sebagai tanda bahwa konsumsi rumah tangga mulai ‘mendingin’ yang kemudian menjadi sinyal laju inflasi bakal teredam.

Dengan demikian, harapan penurunan suku bunga acuan oleh Bank Sentral Federal Reserve makin besar. Mengutip CME FedWatch, probabilitas penurunan Federal Funds Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5-5,25% pada September mencapai 62%.

Tidak selesai sampai di situ, kemungkinan suku bunga acuan bisa dipangkas lagi pada Desember. Peluangnya adalah 45%.

Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas lebih menguntungkan saat suku bunga bergerak turun.

Analisis Teknikal

Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas masih tertahan di zona bearish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 49,19. 

RSI di bawah 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bearish. Namun RSI emas tipis saja di bawah 50, jadi bisa dibilang netral.

Sementara indikator Stochastic RSI berada di 50,74. Sudah masuk area beli (long) tetapi belum kuat.

Oleh karena itu, harga emas masih rentan terkoreksi. Target support terdekat ada di US$ 2.326/troy ons. Jika tertembus, maka US$ 2.321/troy ons bisa menjadi target selanjutnya.

Sedangkan ruang kenaikan juga kian terbatas. Target resisten terdekat adalah US$ 2.335/troy ons. Penembusan di titik ini berpotensi membawa harga emas naik menuju US$ 2.344/troy ons - RIFAN FINANCINDO

Sumber : bloomberg