PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas rebound ke $2.338,25 pada Senin pagi (24 Juni, 08:55 WIB) setelah anjlok dari $2.378 ke kisaran $2.330 pada minggu lalu merespon data Purchasing Managers Index (PMI) Amerika Serikat yang lebih kuat dari perkiraan yang dirilis pada hari Jumat membebani logam mulia ini. Data final Produk Domestik Bruto (PDB) dan Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi Inti (PCE) Amerika Serikat akan menjadi sorotan minggu ini.
Data ekonomi AS terus menunjukkan sinyal beragam di bulan Juni. Data terbaru dari S&P Global pada hari Jumat menunjukkan bahwa PMI Gabungan AS untuk bulan Juni lebih baik dari perkiraan, naik menjadi 54,6 dari pembacaan akhir 54,5 pada bulan Mei. Angka ini mencatat level tertinggi sejak April 2022. PMI Manufaktur naik menjadi 51,7 pada bulan Juni dari 51,3 pada bulan Mei, mengalahkan perkiraan 51,0. Sementara itu, PMI Jasa meningkat menjadi 55,1 dari 54,8 pada bulan Mei, di atas konsensus 53,7.
Pejabat Fed bergantian menyatakan kemungkinan penundaan waktu pemotongan suku bunga pertama tahun ini. Presiden Fed Bank of Richmond Tom Barkin mengatakan pada hari Kamis bahwa bank sentral berada dalam posisi yang baik dengan kekuatan yang diperlukan untuk bergerak ke arah kebijakan pemotongan suku bunga, tetapi akan menanti lebih banyak data tersedia selama beberapa bulan ke depan.
Sementara itu, Presiden Fed Bank of Minneapolis Neel Kashkari mencatat bahwa mungkin akan memakan waktu satu atau dua tahun untuk mengembalikan inflasi ke 2%. Data ekonomi AS yang lebih kuat dan nada hawkish dari pembuat kebijakan Federal Reserve AS (Fed) terus mendukung Dolar AS dan menyeret harga logam mulia lebih rendah. Perlu dicatat bahwa suku bunga yang lebih tinggi umumnya membebani harga Emas karena meningkatkan biaya peluang memegang aset yang tidak menghasilkan. Di sisi lain, aliran safe-haven karena ketidakpastian geopolitik dan ekonomi dapat mengangkat logam kuning ini dalam waktu dekat - PT RIFAN FINANCINDO
Sumber : investing
Tidak ada komentar :
Posting Komentar