PT RIFAN BANDUNG - Harga emas dunia turun pada perdagangan kemarin. Namun secara mingguan, harga sang logam mulia masih membukukan kenaikan.
Harga emas dunia di pasar spot ditutup di US$ 2.442,8/troy ons. Turun 0,12% dibandingkan hari sebelumnya.
Akan tetapi, harga emas masih mencatat kenaikan 2,36% sepanjang minggu ini. Dalam sebulan terakhir, harga naik 3,56%.
Koreksi harga emas kemarin disebabkan oleh aksi jual di pasar. Investor menjual emas untuk menutup kerugian di aset lainnya, seperti saham.
Dini hari tadi waktu Indonesia, bursa saham Amerika Serikat (AS) merah membara. Indeks S&P 500 anjlok 2,2% sementara Nasdaq 100 jatuh 2,3%.
Emas memang dipandang sebagai aset aman (safe haven asset). Namun, emas tidak luput dari tekanan saat terjadi koreksi di aset lain. Investor biasanya menutup kerugian di aset lain dengan menjual emas.
“Harga emas turun karena aksi jual di seluruh pasar. Emas dijual untuk menutup kerugian di tempat lain, ini adalah posisi yang biasa terjadi,” kata Matthew Schwab, Head of Investor Solutions di Quantix Commodities, seperti diberitakan Bloomberg News.
Analisis Teknikal
Setelah naik minggu ini, bagaimana proyeksi harga emas untuk pekan depan? Apakah ruang kenaikan masih terbuka?
Secara teknikal dengan perspektif mingguan (weekly time frame), emas masih bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 67,69. RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish.
Sementara indikator Stochastic RSI berada di 60,74. Menghuni area beli (long).
Meski demikian, sepertinya harga emas akan mengalami fase konsolidasi. Oleh karena itu, sebaiknya investor bersiap terhadap risiko koreksi.
Target support terdekat adalah US$ 2.427/troy ons. Jika tertembus, maka harga emas bisa meluncur turun menuju US$ 2.406/troy ons.
Adapun target resisten terdekat ada di US$ 2.468/troy ons. Penembusan di titik ini berpotensi mengerek harga emas ke arah US$ 2.506/troy ons - PT RIFAN
Sumber : bloomberg
Tidak ada komentar :
Posting Komentar