Rifan Financindo Berjangka - Nilai
tukar rupiah diproyeksikan bergerak variatif dalam rentang tipis Selasa
(14/4/2015). Mata uang garuda mencoba bertahan sambil menantikan tingkat
suku bunga Bank Indonesia terbaru.
Dollar AS kembali menguat menyusul buruknya angka perdagangan Tiongkok dan lemahnya euro menjelang ECB meeting tengah minggu ini. Nilai tukar yen justru menguat ketika indeks dollar AS naik.
Menurut riset Samuel Sekuritas Indonesia, buruknya perekonomian Tiongkok akan memicu naiknya harapan pelonggaran moneter lebih lanjut oleh Bank Sentral China sehingga pada akhirnya akan meminta kurs dollar AS yang lebih kuat.
Angka industrial production Zona Euro dan retail sales AS ditunggu malam ini. Rupiah melemah hingga kemarin sore bersamaan dengan pelemahan mata uang lain di Asia. Hal itu disebabkan oleh dollar AS yang secara konsisten menguat dalam beberapa hari terakhir.
Pemangkasan proyeksi pertumbuhan oleh Bank Dunia ke 5,2 persen YoY – semakin jauh dari target pemerintah yang 5,7 persen YoY – akan menambah tekanan pelemahan rupiah. Bank Indonesia akan mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur hari ini.
Melihat kondisi rupiah yang masih belum stabil dan turunnya cadangan devisa, BI rate diperkirakan akan ditahan di 7,5 persen. Penting ditunggu perubahan pandangan Bank Indonesia terhadap angka inflasi serta pertumbuhan ekonomi. Hari ini rupiah diperkirakan kembali tertekan dengan semakin kuatnya dollar AS.
Pagi ini di pasar spot, seperti dikutip dari data Bloomberg, mata uang Garuda hingga pukul 09.07 WIB, turun tipis ke posisi Rp 12.990 per dollar AS, dibanding penutupan kemarin pada 12.988
Sumber : Kompas
Tidak ada komentar :
Posting Komentar