PT RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas bergerak naik di dekat level tertinggi tujuh bulan pada hari Selasa dan pasar menunggu lebih banyak isyarat mengenai kebijakan moneter AS dari pidato mendatang oleh Ketua Federal Reserve Jerome Powell, serta data inflasi utama.
Harga emas mencatat kenaikan kuat dalam beberapa sesi terakhir, di tengah meningkatnya optimisme atas potensi perlambatan kenaikan suku bunga AS. Data inflasi untuk bulan November, serta tanda-tanda perlambatan di pasar pekerjaan tampaknya mengisyaratkan bahwa tekanan harga di ekonomi terbesar di dunia telah mencapai puncaknya, sehingga membutuhkan sikap yang kurang hawkish dari The Fed.
Pasar mengharapkan Powell aka menjelaskan lebih lanjut tentang tren ini ketika ia berpidato dalam simposium bank di Swedia nanti pada hari ini.
Harga emas spot naik 0,2% di $1.875,19/oz, dan emas berjangka naik 0,1% di $1.879,30/oz pukul 08.54 WIB. Harga emas naik lebih dari 2% pada minggu pertama tahun 2023.
Fokus minggu ini juga tertuju data inflasi indeks harga konsumen AS, yang diperkirakan telah melambat lebih lanjut pada bulan Desember dari bulan sebelumnya. Tetapi pasar akan mengamati dengan cermat laju perlambatan, mengingat inflasi masih cenderung jauh di atas kisaran target tahunan Fed.
Meningkatnya permintaan safe haven juga mendorong harga emas dalam beberapa sesi terakhir, kala pasar semakin waspada terhadap potensi resesi tahun ini di tengah inflasi tinggi dan kenaikan suku bunga.
Data aktivitas bisnis yang suram dari beberapa ekonomi utama, ditambah dengan tanda-tanda perlambatan pasar tenaga kerja AS meningkatkan kekhawatiran bahwa pertumbuhan ekonomi global akan melambat pada tahun 2023.
Hal ini, ditambah dengan ekspektasi kenaikan suku bunga yang tidak terlalu parah oleh Fed, sehingga meningkatkan permintaan safe haven untuk emas.
The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin ketika bertemu pada bulan Februari. Tetapi bank sentral juga telah mengingatkan bahwa mereka dapat mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama lagi.
Jalur kebijakan moneter AS kemungkinan akan menentukan kinerja emas dan pasar logam lainnya tahun ini.
Di antara logam industri, harga tembaga turun pada hari Selasa, tetapi berada tepat di bawah level tertinggi sejak pertengahan Juni.
Harga tembaga turun 0,1% ke $4,0085. Harga logam merah menguat dalam beberapa pekan terakhir saat pasar memperkirakan adanya pemulihan ekonomi di China, negara importir tembaga terbesar di dunia.
Negara ini baru-baru ini mengurangi hampir semua pembatasan anti-COVID, yang diharapkan pada akhirnya akan mendorong pemulihan ekonomi.
Tetapi dalam waktu dekat, China juga harus melawan kasus infeksi yang melonjak - PT RIFAN FINANCINDO
Sumber : investing.com