RIFAN FINANCINDO BERJANGKA BANDUNG - Harga emas dijual lebih tinggi di akhir perdagangan Kamis. Harga emas berbalik menguat dari penurunan sebelumnya karena dolar melemah setelah optimisme awal atas pembukaan kembali China gagal. Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange menguat USD10,20 atau 0,56% menjadi USD1.826,00 per ounce. Sebelumnya menyentuh level tertinggi sesi di USD1.827,30 dan terendah di USD1.811,20.
Sedangkan logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret naik 41 sen atau 1,72% menjadi USD24,25 per ounce. Platinum untuk pengiriman April bertambah USD44,8 atau 4,39% menjadi USD1.065 per ounce.
Dolar AS melemah, dengan indeks yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya merosot 0,59% menjadi 103,8610 pada pukul 15.00 waktu setempat (20.00 GMT). Hal tersebut menyusul pencabutan aturan karantina China untuk pelancong yang masuk mulai 8 Januari, negara-negara seperti Amerika Serikat, Jepang, dan India mengatakan mereka akan mewajibkan tes COVID untuk pelancong dari China.
Kecepatan China membatalkan aturan Covid telah membuat sistem kesehatannya kewalahan dan memicu kekhawatiran tentang penyebaran virus.
China adalah salah satu kunci menurut saya hingga 2023 dan apa yang terjadi pada ekonomi global," kata Presiden Pasar Dunia TIAA Bank, Chris Gaffney, dikutip dari Antara, Jumat (30/12/2022).
Sementara itu, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa klaim awal untuk tunjangan pengangguran bertambah 9.000 ke penyesuaian secara musiman menjadi 225.000 untuk pekan yang berakhir 24 Desember, lebih lanjut mendukung emas.
Para analis mengatakan bahwa pertimbangan teknis mendorong emas juga, karena logam mulia terus diperdagangkan di atas level dukungan psikologis penting USD1.800 per ounce - RIFAN FINANCINDO BERJANGKA
Sumber : okefinance.com
Tidak ada komentar :
Posting Komentar