RIFAN FINANCINDO BANDUNG - Harga emas makin turun pada Rabu petang, mencapai level terendah lebih dari satu minggu. Dolar AS masih mendekati level tertinggi baru-baru ini dan imbal hasil Treasury AS terus membebani permintaan.
Harga emas berjangka turun 0,60% ke $1.947,30/oz pukul 12.23 WIB, setelah mencapai level terendah sejak 11 April. Dolar AS, yang biasanya bergerak terbalik terhadap emas, turun 0,21% di 100,748 pada Rabu tetapi tetap di dekat level tertinggi baru-baru ini.
Logam kuning hampir naik di atas $2.000 pada hari Senin, pasalnya perang di Ukraina dipicu oleh invasi Rusia pada 24 Februari dan kekhawatiran dari kenaikan inflasi mendorong investor menuju aset safe haven.
Harga sempat turun hingga 1,8% pada hari Selasa imbas penguatan dolar dan kenaikan imbal hasil Treasury yang membayangi arus masuk ke emas.
"Dengan dolar AS yang masih kuat hari ini, dan China yang menolak untuk menurunkan suku bunga pinjaman tenor 1 dan 5 tahun, sepertinya tekanan posisi long pada emas terus berlanjut di Asia," Analis Senior OANDA Jeffrey Halley mengatakan kepada Reuters.
Dalam langkah yang tidak terduga, People’s Bank of China mempertahankan loan prime rate (LPR) stabil di awal sesi hari ini. LPR satu tahun tetap sebesar 3,7% dan LPR lima tahun sebesar 4,6%.
Imbal hasil Treasury AS juga terus naik menuju tingkat tertinggi beberapa tahun, dengan investor bersiap atas kebijakan Federal Reserve AS untuk menaikkan suku bunganya secara agresif dalam beberapa bulan mendatang.
Keuntungan yang terjadi baru-baru ini bagi emas menunjukkan Ukraina masih menjadi fokus utama, dengan langkah semalam soal penyeimbangan kembali arus uang cepat dan bukan perubahan struktural dalam prospek emas, kata Halley. Namun, kenaikan berkelanjutan imbal hasil AS tenor 10 tahun hingga 3% dapat mengubah pandangan itu, tambahnya.
Pada logam mulia lainnya, perak turun 0,87% di 25,170 pukul 12.28 WIB dan platinum jatuh 1,10% menjadi 980,90, sementara palladium naik 1,22% ke 2.393,77 - RIFAN FINANCINDO
Sumber : investing.com