Harga emas satuan 100 gram yang biasa menjadi acuan hari ini dibanderol Rp 91.212.000/batang, atau Rp 912.120/gram, turun 0,65% dibandingkan harga awal pekan kemarin.
Harga emas sempat melesat 1,37% ke US$ 1.906,46/troy ons kemarin. Tetapi
tidak lama setelah mencapai level tersebut logam mulia ini jeblok ke US$
1.856,29/troy ons, merosot 1,3% dibandingkan penutupan perdagangan
pekan lalu. Tetapi jika dilihat dari level tertinggi yang dicapai hari
ini, emas jeblok 2,6%.
Di penutupan perdagangan, emas dunia melemah 0,21% ke US$ 1.876,21/troy ons.
Penguatan emas ke atas US$ 1.900/troy ons dipicu oleh tercapainya kesepakatan stimulus fiskal jilid II di AS, dan akan segera cair. Stimulus fiskal, serta stimulus moneter merupakan "bahan bakar" emas untuk menguat.
Para pemimpinan Mayoritas dan Minoritas di House of Representatif (DPR) serta Senat AS sudah mencapai kesepakatan stimulus senilai US$ 900 miliar. Stimulus fiskal tersebut menjadi yang terbesar kedua yang pernah digelontorkan AS setelah US$ 2 triliun yang disebut CARES Act pada bulan Maret lalu.
Tetapi, emas akhirnya jeblok setelah adanya mutasi virus corona yang menjadi varian baru di Inggris. Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock mengumumkan temuan varian baru virus corona bernama VUI 202012/01 atau dalam klaster pohon filogenetiknya (pohon kekerabatan berdasarkan data genetik) disebut sebagai varian B.1.1.7.
Akibatnya, banyak negara menutup perbatasannya dengan Inggris.
Inggris dan beberapa negara Eropa juga melakukan pengetatan pembatasan sosial guna meredam penyebaran virus corona.
Pengetatan pembatasan sosial di berbagai negara tersebut membuat dolar AS yang menyandang status mata uang safe haven kembali diburu pelaku pasar. Hal ini membuat emas dunia ambrol, seperti pada bulan Maret lalu, ketika virus corona ditetapkan sebagai pandemi - PT RIFAN FINANCINDO
Sumber : cnbcindonesia.com
Tidak ada komentar :
Posting Komentar