RIFANFINANCINDO BANDUNG | Harga minyak mentah mixed pada akhir
perdagangan Jumat dinihari (17/02) menyusul laporan OPEC bisa
memperpanjang perjanjian pengurangan pasokan minyak dengan non-anggota
OPEC dan bahkan mungkin menerapkan pemotongan lebih dalam jika
persediaan minyak mentah global gagal untuk turun ke tingkat yang
ditargetkan.
Harga minyak menth berjangka AS berakhir
naik 25 sen, atau 0,5 persen, pada $ 53,36 per barel. Minyak WTI
diperdagangkan antara $ 52,68 dan $ 53,59.
Harga minyk mentah berjangka Brent turun
4 sen menjadi $ 55,71 per barel pada 14:33 ET (1933 GMT). Kontrak
mencapai puncaknya pada $ 56,24 selama sesi dan posisi rendah di $ 55,13
Sedangkan harga bensin AS turun 1,5 persen pada 1,5252.
OPEC dan eksportir lainnya termasuk
Rusia setuju tahun lalu untuk memangkas produksi sebesar 1,8 juta barel
per hari (bph) untuk mengurangi banjir pasokan yang menekan harga.
Kesepakatan itu mulai berlaku pada 1 Januari dan berlangsung selama enam
bulan.
Sebagian besar anggota OPEC tampaknya
menjalani kesepakatan sejauh ini, tetapi tidak jelas berapa banyak
dampak pengurangan pasokan pada persediaan minyak dunia, yang dekat ke
rekor tertinggi.
Kesepakatan bisa diperpanjang pada Mei
jika semua produsen utama menunjukkan “kerjasama yang efektif,” demikian
dinyatakan Reuters, Kamis mengutip sumber OPEC.
Persediaan minyak mentah AS telah
meningkat tajam dalam enam minggu terakhir, dengan persediaan minyak
mentah dan bensin AS mencapai rewkor minggu lalu, Departemen Energi AS
mengatakan pada hari Rabu.
Analis mengatakan bahwa pasar mungkin jatuh jika persediaan tidak menurun segera.
Analyst Vibiz Research Center
memperkirakan harga minyak mentah untuk perdagangan selanjutnya
berpotensi menguat jika pelemahan dollar AS terus belanjut. Harga minyak
mentah berpotensi bergerak dalam kisaran Resistance $ 53.90-$ 54.40,
dan jika harga turun akan menembus kisaran Support $ 52.90-$ 52.40.
sumber : vibiznews.com
Tidak ada komentar :
Posting Komentar